PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi
komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan
oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi
komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik
komunikasi. Deddy Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip
komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran
lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah
sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik,
tetapi terus berkelanjutan. Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti
dikatakan oleh Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan
lambang. Manusia memang satu-satunya hewan yang menggunakan lambang, dan itulah
yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Ernst Cassier mengatakan bahwa
keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.
Lambang atau simbol adalah ssuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu
lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata
(pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya disepakati
bersama, misalnya memasang bendera dihalaman rumah untuk menyatakan
penghormatan atau kecintaan kepada negara. Kemampuan manusia menggunakan
lambnag verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara
manusia dan objek ( baik nyata ataupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan
objek tersebut.
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan
objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks
tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga
dimensi) yang menyerupai apa yang direpresenasikannya. Representasi ini
ditandai dengan kemiripan. Misalnya patung Soekarno adalah ikon Soekarno, dan
foto pada KTP Anda adalah ikon Anda.
Berbeda denfan lambang
dan ikon, indeks adalah tanda yang secara alamiah mempresentasikan objek
lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk indeks adalah sinyal (signal),
yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala (symptom). Indeks
muncul berdasarkan hubunagn antara sebab dan akibat yang punya kedekatan
eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan yang akan turun, sedangkan
asap itu disepakati sebagai tanda bagi masyarakat untuk berkumpul misalnya,
seperti dalam dalam kasus suku primitif, maka asap menjadi lambang karena
maknanya telah disepakati bersama.
Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak
bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan
sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat
dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal)
seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus. Kita tidak
dapat tidak berkomunikasi (We cannot not communicate). Tidak berarti
bahwa semua perilaku adalah komuniaksi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila
seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.
Cobalah Anda minta seseorang untuk tidak berkomunikasi. Amat sulit
baginya untuk berbuat demikian, karena setiap perilakunya punya potensi untuk
ditafsirkan. Kalau ia tersenyum, ia ditafsirkan bahagia; kalau ia cemberut, ia
ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika kita berdiam diri sekalipun, ketika kita
mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu menyendiri, sebenarnya kita
mengkomunikasikan banyak pesan. Orang lain mungkin akan menafsirkan diam kita
sebagai malu, segan, ragu-ragu, tidak setuju, tidak perduli, marah, atau bahkan
sebagai malas atau bodoh.
Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi
tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak
yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan
antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi
secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa
yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara
mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta
komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Sebagai contoh,
kalimat “Aku benci kamu” yang diucapkan dengan nada menggoda mungkin sekali
justru berarti sebaliknya.
Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan
dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran
yang digunakan untuk menyampaiakn pesan tersebut. Pengaruh suatu berita atau
artikel dalam surat kabar misalnya, bukan hanya bergantung pada isinya, namun
juga siapa penulisnya, tata letak (lay-out)-nya, jenis huruf yang digunakan,
warna tulisan dan sebagainya. Pesan yang sama dapat menimbulkan pengaruh
berbeda bila disampaikan orang berbeda. Biasanya artikel yang ditulis orang
yang sudah dikenal akan dianggap lebih berbobot bila dibandingkan dengan
tulisan orang yang belum dikenal. Bila dimengerti maka redaktur surat kabar
atau majalh akan lebih memprioritaskan tulisan orang-orang yang sudah dikenal
sebelumnya.
Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat
kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi
mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang
tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan
dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang
betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap
tujuannya tercapai).
Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komuniaksi. Meskipun kita
sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita
potensial ditafsirkan orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain
untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Membatasi komunikasi
sebagai proses yang disengaja adalah menganggap komuniaksi sebagai instrumen
seperti dalam persuasi.
Naiat atau kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk
berkomunikasi. Dalam komunikasi antara orang-orang berbeda budaya
ketidaksengajaan berkomunikasi ini lebih relevan lagi untuk kita perhatikan.
Banyak kesalahpahaman antarbudaya sebenarnya disebabkan oleh perilaku seseorang
yang tidak disengaja yang dipersepsi, ditafsirkan, dan direspons oleh orang
lain dari budaya lain. Misalkan dalam tindakan menyentuh wanita di Arab Saudi
yang diperkenalkan kepada Anda, yang sebenarnya tidak Anda sengaja, dapat
menyampaiakn pesan negatif yang menghambat pertemuan tersebut.
Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal
maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu
berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu
berlangsung.
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk
iklim, suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis.
Topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat
hiburan seperti “lelucon,” “ acara televisi,” “mobil,” “bisnis,” atau
“perdagangan” terasa kurang sopan bila dikemukakan dimasjid.
Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Dering telepon pada
tengah malam atau dini hari akan dipersepsi lain bila dibandingkan dengan
dering telpon pada siang hari.Dering telepon pertama itu mungkin berita sangat
penting (darurat) , misalnya untuk mengbarkan orang sakit, kecelakaan atau
meninggal dunia atau upaya orang jahat untuk mengetes apakah dirumah ada orang
atau tidak.
Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar
norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat
memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita
menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi
seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses
komunikasi.
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku
komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama.
Artinya , orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang
yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari dan
sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain
berdasarkan peran sosialnya.
Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh
latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana
seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi
internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi
mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Setiap individu adalah
suatu sistem yang hidup (a living system). Organ-organ dalam tubuh kita
saling berhubungan. Kerusakan pada mata dapat membuat kepala kita pusing.
Bahkan unsur diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan dengan unsur kita
yang bersifat rohani. Kemarahan membuat jantung kita berdetak lebih cepat dan
berkeringat. Setidaknya dua sistem dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi
itu: Sistem Internal dan
Sistem Eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa
oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi yang ia cerap selama
sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya (keluarga,
masyarakat,setempat, kelompok suku, kelompok agama, lembaga pendidikan,
kelompok sebaya, tempat kerja, dan sebagainya).
Berbeda dengan sistem internal, sistem eksteernal terdiri dari
unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih
untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekitarnya,
penataan ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan. Elemen-elemen ini adalah
stimuli publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap
transaksi komunikasi.
Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin
efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama,
pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan
yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama
terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan
harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Dalam
kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, meskupun mereka
kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yangsama, diberi makanan yang
sama dan di didik dengan cara yang sama. Namun adanya kesamaan sekali lagi akan
mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan
tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif.
Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu
arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang
dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan
transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah
komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan
menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol
sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan.
Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti
orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang
lain tersebut.
Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai
masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah. Banyak persoalan dan konflik antar
manusia disebabkan oleh masaalh komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea
(obat mujrab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena konflik
atau persoalan tersebut mungkin berkaitan denagn masalah struktural.
BAB III
KOMUNIKASI DAN RETORIKA
A.RETORIKA SEBAGAI CIKAL BAKAL ILMU
KOMUNIKASI
1.Retorika Dari Masa Ke Masa
Retorika Sebagai Cikal
Bakal Ilmu Komunikasi
Pada mulanya retorika merupakan cara pengungkapan
pikiran dan perasaan manusia terhadap sesamanya telah ada seiring munculnya
manusia di bumi ini. Retorika menjadi bahan kajian proses pernyataan
antarmanusia sebagai fenomena sosial mulai Abad V SM. Di Yunani dan Romawi. Di
Yunani dipelopori oleh Georgias (480-370 SM). Seiring dengan mulai
dikembangkannya sistem pemerintahan demokrasi, maka retorika yang diajarkan
Georgias adalah bagaimana mengembangkan kemampuan seni berpidato demi
tercapainya tujuan pencapaian kekuasaan dalam pemerintahan (dibenarkan dengan
pemutarbalikan fakta untuk menerik perhatian khalayak). Jadi retorika berperan
penting bagi persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin.
Menurut Protagoras (500-432 SM) menyatakan bahwa
retorika sebagai kemahiran berbicara bukan demi kemenangan melainkan demi
keindahan bahasa.
Socrates (469-399 SM) menyatakan bahwa retorika
adalah demi kebenaran dengan dialog sebagai tekniknya, karena dengan dialog
kebenaran akan timbul dengan sendirinya.
Plato yang merupakan murid utama Socrates,
menyatakan bahwa pentingnya retorika adalah sebagai metoda pendidikan dalam
rangka mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan dalam rangka upaya mempengaruhi
rakyat.
Aristoteles (384-322) sebagai pemuka berbagai
disiplin ilmu memandang retorika sebagai bagian dari filsafat, pendapatnya
dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku ‘Ilmu, Teori Dan Filsafat
Komunikasi’ menyatakan bahwa :
“Anda dalam retorika terutama menggelorakan emosi,
itu memang baik, tetapi ucapan-ucapan anda tidak dapat dipertanggung-jawabkan.
Tujuan retorika yang sebenarnya dalah membuktikan maksud pembicaraan atau
menampakkan pembuktiannya. Ini terdapat pada logika. Retorika hanya menimbulkan
perasaan seketika, meski lebih efektif daripada silogisme. Pernyataan pokok
bagi logika dan bagi retorika akan benar apabila telah diuji oleh dasar-dasar
logika”.(1993 : 4)
Selanjutnya bagi Aristoteles retorika adalah seni
persuasi, suatu uraian yang harus singkat, jelas, dan meyakinkan, dengan
keindahan bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki
(corrective), memerintah (instructive), mendorong (suggestive), dan
mempertahankan (defensive).
Di Romawi retorika dikembangkan oleh Marcus Tulius
Cicero (106-43 SM) yang terkenal karena bukunya yang berjudul de Oratore. Ia
mengembangkan kecakapan retorika menjadi ilmu. Menurut Cicero sitematika
retorika mencakup dua tujuan pokok yang bersifat “suasio” (anjuran) dan
“dissuasio” (penolakan). Pada masa itu tujuan pidato dihadapan pengadilan
adalah untuk menyadarkan publik tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan
rakyat, perundang-undangan negara, dalam keputusan-keputusan yang akan diambil.
Hal ini, menurut Cicero hanya dapat dicapai dengan menggunakan teknik
dissuasio, apabila terdapat kekeliruan atau pelanggaran dalam hubungannnya
dengan undang-undang, atau suasio jika akan mengajak masyarakat untuk mematuhi
undang-undang dan keadilan.
Sebagai orator termasyur, retorika gaya Cicero
meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
Investio, mencari bahan dan tema yang akan
dibahas. Bahan yang telah diperoleh disertai bukti-bukti pada tahap ini dibahas
secara singkat dengan menjurus kepada upaya-upaya :
mendidik
membangkitkan kepercayaan
menggerakkan
perasaan
Ordo collocatio, penyusunan pidato dengan mengolah
kata-kata menjadi aspek-aspek tertentu berdasarkan pilihan yang paling penting,
kurang penting, dan tidak penting. Susunan pidato sistematikanya terbagi dalam
:
exordium
(pendahuluan)
narratio
(pemaparan)
conformatio
(peneguhan)
reputatio
(pertimbangan)
peroratio
(penutup)
Perkembangan selanjutnya penggunaan retorika bukan
hanya pidato-pidato, khotbah, ceramah tetapi lebih banyak dipakai untuk
menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan negara, dengan masyarakat negara,
bahkan hukum negara. Sehingga hal ini di Eropa Continental, terutama di Jerman,
perkembangan retorika ini dinamakan Publisistik, sedang untuk Anglo Saxon,
terutama Inggris dan Amerika Serikat, digunakan istilah Communication
Dari Retorika Ke Publisistik
Publisistik secara etimologis berasal dari Bahasa
Latin kata sifat publicus dan kata benda populus berarti : pertama; ditujukan
kepada rakyat; milik negara ataupun atas ongkos negara. Juga kata bantu publice
dari kata kerja publicare berarti demi kepentingan negara ataupun atas perintah
negara. Akhirnya kata “publicare”mendapat arti : terbuka untuk umum ataupun
mengumumkan.
Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku
‘Dimensi-dimensi Komunikasi’ bahwa : “Penyelidikan dan ajaran yang secara
khusus memperhatikan masalah umum mengenai pengarahan, penghimpunan, dan
pemberian pengaruh secara rokhaniah, merupakan sebuah ilmu yang disebut
Publisistik”. (1981 : 3 – 4).
Walter Hagemann mendefinisikan publisistik secara
singkat, yaitu : “die Lehre von der offentlichen Aussage aktueller (ajaran
tentang pernyataan umum mengenai isi kesadaran yang aktual).”
Adinegoro dalam buku Publisistik Dan Jurnalistik
menyatakan bahwa : “Publisistik ialah ilmu pernyataan antar manusia yang secara
umum lagi aktuil, dan bertugas menyelidiki secara ilmiah pengaruh pernyaan itu
dari mulanya ditimbulkan orang sampai tersiar dalam pers, radio, dan sebagainya
serta akibatnya kepada si penerima pernyataan-pernyataan itu.”
Definisi Adinegoro tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
Ke-1 (genus) : Pernyataan antar manusia
Ke-2 (species) : Pernyataan antar manusia yang
bersifat umum lagi aktuil
Ke-3 (differentia specifia) : Pernyataan yang
bersifat umum lagi aktuil dalam pers, dalam radio, pidato, dsb.
Ke-4 (accidensproprium) : Pernyataan antar manusia
yang bersifat umum lagi aktuil yang bersifat pemberitahuan, penerangan,
propaganda, agitasi, reklame, dan penghibur.
Ke-5 (accidens simpliciter) : Pernyataan antar
manusia yang bersifat umum lagi aktuil yang terpimpin.
Publisistik secara tradisional berkembang dari
akar yang kuat, dari retorika. Setelah ditemukannya alat cetak menyebabkan
timbulnya surat kabar, timbullah ilmu yang mempelajari persuratkabaran (di
Jerman disebut Zeitungswissenschaft sedang di Inggris Journalism). Perkembangan
dari Zeitungswissenschaft / Journalism ke publisistik tersebut disebabkan :
Pertama : Khalayak membutuhkan ilmu pernyataan
umum semakin mendesak, ketika munculnya radio dan film sebagai alat pernyataan
publisistik baru.
Kedua : objek penyelidikan Zeitungswissenschaft/
Journalism gejala surat kabar belum mencapai inti dari segala pernyataan umum
yakni fungsi sosial, bahwa alat-alat komunikasi mendukung dan menyatakan segala
kesadaran yang disampaikan kepada orang-orang lain dengan tujuan agar orang
lain tersebut menjadi sama arah dengan yang menyatakannya.
Publisistik dapat digolongkan menjadi suatu ilmu,
karena telah memenuhi syarat sebagai suatu ilmu, telah disusun secara
sistematis, mempunyai objek tertentu, mempunyai metoda tertentu dan berlaku
universal, serta telah dipraktek semenjak masa Socrates, Plato, Aristoteles,
Demonsthenes, Cicero, dan lain-lain.
2.Retorika Dalam Kepemimpinan
Kepemimpinan atau Leadership merupakan fungsi manajemen/administrasi untuk
menggerakkan organisasi dan memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
Menurut John M. Pfiffner menyatakan bahwa : “leadreship is the art of
coordinating and motivating individual and group to achieve the desired end
(Kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasikan dan memotivasi terhadap
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan)”.
Sedangkan menurut Dalton Mc. Farland bahwa : “Leadership as the process by
which and executive imaginativevely direct, guides, or influences the work of
others, in choosing and attaining particular ends (Kepemimpinan sebagai suatu
proses dimana pimpinan digambarkan akan memberikan perintah atau pengarahan,
bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan)”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan itu merupakan seni dan
proses pengarahan dan bimbingan terhadap kegiatan kerja seseorang atau kelompok
karyawan dalam menjalankan kegiatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan mempunyai 3 prasyarat :
Skill (kecakapan)
Power and Authority (kekuasaan dan
wewenang/otoritas)
Gezag/Goodwill (kewibawaan)
Skill (kecakapan) adalah sejumlah
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui belajar formal maupun dari
pengalaman yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk mengarahkan, membimbing,
dan memerintah bawahannya.
Seorang pemimpin walau sudah mempunyai skills, kekuasaan dan kewenangan kadang
tidak menjamin keberhasilannya dalam mengarahkan, memerintah dan membimving
bawahannya. Kadang bawahan menunjukkan sikap kurang menerima dan malah
mengungkit kedudukan kepemimpinannya. Hal ini disebabkan pemimpin tersebut
tidak mempunyai kewibawaan
Kewibawaan dapat ditumbuhkan dengan jalan :
Pimpinan harus menyesuaikan dengan
kemampuan dan aspirasi bawahan.
Berusaha mempengaruhi bawahan dengan
tindakan integritas atas dasar konsensus secara sukarela.
Memupuk sikap dekat dengan bawahan
tetapi dengan menjaga perilaku yang malah menjatuhkan wibawa.
Pimpinan supaya tidak terkesan rewel
maka perintah selalu diberikan asalkan diberi pengertian/diajak membicarakannya
dan ditetapkan prosedur kerja yang lebih baik.
Selain kecakapan kepemimpinan itu dalam hal berkomunikasi seperti dikemukakan
di atas, juga dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan itu tidaklah akan terlepas
dengan melakukan komunikasi. Oleh karena itu kedudukan (status) dan peranan
(role) seorang pemimpin sudah termasuk di dalamnya sebagai komunikator. Dengan
kata lain fungsi seorang pemimpin itu termasuk instrinsik sebagai komunikator.
Maka kemampuan kepemimpinan harus juga diikuti dengan kemampuan komunikasi,
yaitu mempunyai ethos, pathos, dan logos komunikator
PIDATO DALAM PRAKTEK
Pidato atau presentasi lisan merupakan cara
mempengaruhi pemikiran dan pengambilan keputuan orang lain. Seorang pembicara
presentasi berupaya mempengaruhi orang-orang yang mampu dipengaruhi melalui
percakapan dan mampu menjadi mediator perubahan. Oleh karena itu yang berpidato
atau melakukan presentasi lisan harus mencoba menghasilkan perubahan pada
khalayak bukan melalui pemaksaan, kekuatan, atau kekerasan, melainkan melalui
kiat komunikasi yang efektif.
Hal yang penting harus diperhatikan, bahwa penerimaan perubahan bergantung
kapada khalayak, bukan pada yang berpidato/berpresentasi.
Presentasi lisan banyak dipilih, karena terdapat keuntungan-keuntungan nyata
untuk menyampaikan sendiri gagasan dibandingkan menempatkan gagasan tersebut
dalam suatu memorandum. Laporan tertulis, atau pun surat.
Untuk jelasnya keuntungan dari pidato atau presentasi lisan yaitu :
Effisiensi. Dalam jangka panjang presentasi lisan menghemat waktu dan biaya
dibandingkan dengan proposal, surat, dan sebagainya.
Efektivitas. Dengan presentasi lisan tanggapan/efek dapat terlihat langsung,
maka proses komunikasi berhasil guna.
Pengaruh. Presentasi lisan dapat lebih berhasil dibandingkan cara lain.
Antusiasme, penampilan, isyarat vokal, dan faktor-faktor lain dapat
meningkatkan kelebihan media lisan terhadap dampak yang lebih persuasif.
BAB IV
PUBLISISTIK DARI MASA KE MASA
1.Pengertian publisistik
Ada
beberapa alas an mengapa publisistik pada awal decade 1980an tidak dipergunakan
lagi di Indonesia, dalam buku ini dijadikan bahan bahasan. Alasan pertama
adalah ialah karena publisistik merupakan perkembangan retorika yang telah
dibicarakan , yakni didaratan eropa terutama di jerman sedangkan komunikasi
juga merupakan perkembangan retorika tetapi terjadinya di Amerika Serikat. Jadi
dalam rangka memperluas wawasan ilmiah para mahasiswa atau siapa saja yang
berkecimbung dalam upaya pemahaman Ilmu Komunikasi sewajarnya memahami pula
masalah publisistik sebagai perkembangan retorika, tetapi dibenua lain,
sehingga dengan demikian dapat melakukan perbandingan dalam perkembangannya.
2.Defenisi Publisistik
Diatas
telah ditegaskan bahwa publisistik merupakan perkembangan dari ilmu persurat
kabaran. Perkembangan tersebut bukan saja disebabkan oleh timbulnya media massa
lain.seperti radio,televise,dan film. Melainkan juga karena pengaruh media
massa modern lain . sebagai ilmu, publisistik mempelajari dan meneliti secara
khusus masalah umum mengenai penghimpunan, pengarahan, dan pengarahan, dan
penyebaran pengaruh secara rohaniati.
KOMUNIKASI DAN PERKEMBANGANNYA
Periode Tradisi Retorika
Perkembangan lahirnya komunikasi dapat ditelusuri sejak perdaban Yunani
Kuno beberapa ratus tahun sebelum asehi.Sebutan “komunikasi” dalam konteks arti
yang beralku sekarang ini memang belum dikenal saat itu.Istilah yang berlaku
pada zaman tersebut adalah “retorika”.
Para ahli berpendapat
bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum zaman Yunani (Golden, 1978;
Foss, 1985; Forsdale, 1981).Disebutkan bahwa pada zaman kebudayaan Mesir Kuno
telah ada tokoh-tokoh retorika seperti Kagemi dan Ptah-Hotep.Namun demikian tradisi retorika sebagai
upaya pengkajian yang sistematis dan terorganisasi baru dilakukan di zaman
Yunani Kuno dengan perintisnya Aristoteles (Golden, 1978).
Pengertia “retorika” menurut Aristoteles, menunjuk kepada segala upaya
yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut Aristoteles menyatakn bahwa
retorika mencakup tiga unsur yakni:
a. Ethos (kredibilitas sumber)
b. Pathos (menyangkut emosi/ perasaan)
c. Logos (hal yang menyangkut fakta)
Dengan demikian upaya persuasi, menurut Aristoteles, menuntut tiga (3)
faktor yakni kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan
persuasi, kemampuan untuk merangsang emosi/ perasaan dari pihak yang jadi
sasaran, serta kemampuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung logika.
Pokok-pokok pikiran Aristoteles ini kemudian dikembangkan lagi oleh
Cicero dan Quintilian. Mereka menyusun aturan retorika yang meliputi lima (5)
unsur: -> invento (urutan argumentasi) -> dispesitio (pengaturan ide)
-> eloqutio (gaya bahasa) -> memoria (cara penyampaian pesan)
Ketiga unsur ini
menurut Quintilian dan Cicero merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan
upaya persuasi yang dilakukan seseorang.Tokoh-tokoh retorika lainnya yang dikenal zaman
itu adalah Corax, Socrates, dan Plato.
Dalam abad pertengahan studi retorika ini secara institusional semakin
mapan, khususnya di negara-negara Inggris, Perancis dan Jerman, Tokoh-tokohnya
yang terkemuka pada masa ini anatara lain Thomas Wilson, Francis Bacon, Rene
Descrates, John Locke, Giambatista Vico dan David Hume.
Dalam akhir abad ke
-18 prinsip-prinsip retorika dikemukakan oleh Aristoteles, Cicero dan
Quintilian ini, kemudian menjadi dasar bagi bidang kajian speech communication (komunikasi ujaran) dan rhetoric.
Retorika tidak lagi diartikan secara sempit sebagai upaya persuasi. Pengertian
retorika sekarang ini menunjuk pada kemampuan manusia menggunakan
lambang-lambang untuk berkomunikasi satu sama lain: I.A Richards, M.Weaver,
Stephen Toulmin, Kenneth Burke, Marshall McLuhan, Micheal Foulcat, Jurgen
Habermas, Ernesto Grassi dan Chaim Perelman.
Prinsip retorika menjadi dasar bagi bidang kajian speech
communication.Pengertian retorika berkembang menjadi kemampuan manusia
menggunakan lambang-lambang untuk berkomunikasi satu sama lain.
Periode Pertumbuhan : 1900 – Perang Dunia II
Pertumbuhan komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial
barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke-19.Sedikitnya ada tiga
perkembangan penting yang terjadi pada masa ini. Yakni:
a. Penemuan-penemuan teknologi komunikasi sepertitelepon, telegraph,
radio, TV dll
b. Perang dunia I dan II
Bidang studi komunikasi berkembang meliputi : hubungan komunikasi dengan
institusi dan masalah-masalah politik kenegaraan seperti peranan komunikasi
dalam kehidupan social
Komunikasi dan pendidikan seperti penggunaan teknologi baru dalam
pendidikan formal, ketrampilan komunikasi dan strategi komunikasi
instruksional.
Penelitian komunikasi komersial seperti dampak iklan terhadap khalayak
Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian
ilmukomunikasi yang terjadi di masa ini.Secara umum bidang-bidang studi
komunikasi yang berkembang pada periode ini meliputi hubungan komunikasi dengan
institusi dan masalah-masalah politis kenegaraan, peranan komunikasi dalam
kehidupan sosial, analisis psikologi sosial komunikasi, komunikasi dan
pendidikan, propaganda, dan penelitian komunikasi komersial.
Pada masa itu, bidang
kajian komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses
modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan
kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian-penelitian empiris
dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh
komunikasi. Dibidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek
yang diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal,
keterampilan komunikasi, strategi komunikasi instruksional, serta reading dan listening.Sementara di bidang
penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta
aspek-aspek lainnya yang menyangkut industri media mulai berkembang sejalan
dengan tumbuhnya industri periklanan dan penyiaran{broadcasting).
Pikiran-pikiran baru
tentang komunikasi yang terjadi pada masa ini, langsung atau tidak langsung
juga dipengaruhi oleh gagasan-gagasan para ahli ilmu sosial Eropa.Pada masa itu (menjelang akhir abad ke-18)
universitas-universitas di Eropa, terutama Jerman dan Prancis, merupakan ppusat
intelektual terkemuka di dunia.Pokok-pokok pikiran dari Marx Weber, August Comte,
Emile Durkheim dan Sir Herbert Spencer dipandang punya pengaruh terhadap
pengembanagn teori-teori komunikasi yang terjadi pada periodeini.Tokoh-tokoh ilmuwan Eropa lainnya yang dianggap
punya andil besar adalah Grabriel Tarde dan George Simmel).
Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan konstribusi nyata
terhadap perubahan sosial.
Periode Konsolidasi : PD II – 1960-an
Periode setelah Perang dunai II sampai tahun 1960-an disebut sebagai
periode konsolidasi (Delia, dalam Berger dan Chaffee, 1987). Karena pada masa
itu konsolidasi dari pendekatan ilmu komunikasi sebagi suatu ilmu pengetahuan
sosial bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi.
Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh tiga (3 hal) yakni:
1. Adopsi perbendaharaan istilah yang dipakai seragam.
2. Munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses
komunikasi.
Terdapat empat tokoh yang pokok-pokok pikirannya dipandang sebagai
landasan bagi pengembangan teori-teori komunikasi
a. Harold D. Lasswell (ahli ilmu politik)
b. Paul F. Lazardfeld (ahli sosiologi)
c. Kurt Lewin & Carl Hovland (psikologi sosial)
d. Ke-empatnya oleh
Wibur Schramm disebut sebagai the
founding fathers
Wibur Schramm mendirikan institute of communication Research tahun 1947
di Illinois, Amerika serikat, merupakan lembaga pendidikan tinggi ilmu
komunikasi yang pertama. Disebut para perintis ilmu komunikasi karena
pokok-pokok pikiran mereka dipandang sebagai landasan bagi pengembangan
teori-teori komunikasi.Wilbur Schramm sendiri dinilai sebagai institutionalizer
yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan komunikasi sebagai bidang
kajian akademis.Karena jasanyalah pengembangan bidang kajian komunikasi menjadi
suatu disiplin ilmu sosial yang mapan dan melembaga menjadi
terealisasi.Sementara itu dua tokoh lainnya yakni Claude E. Shannnon dan
Norbert Wiener disebut sebagai insinyur-insinyur komunikasi.
Istilah Mass Communication (Komunikasi Massa) dan Communication Research(Penelitian
Komunikasi) muali banyak dipergunakan. Cakupan bidang studi komunikasi mulai
diperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran: komunikasi intrapribadi,
komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan organisasi, dan komunikasi
macro-social serta komuniaksi massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan
pembangunan yang terjadi di seluruh negara, termasuk negara-negara berkembang,
studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam proses
perubahan sosial, difusi inovasi, juga mulai banyak dilakukan.
Periode Teknologi Komunikasi : 1960-an – sekarang
Sejak tahun 1960-an perkembanagn ilmu komunikasi semakin kompleks dan
mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi
sebagi suatu disiplin telah mulai memasuki peride take-off (tinggal landas)
sejak tahun 1950. Secara institusional kepesatan perkembanagn ilmu komunikasi
pada masa sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa indikator sebagai
berikut: 10 jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidkan
komunikasi semakin banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju
seperti AS, tetapi juga negara-negara berkembang di Asia , Amerika Latin dan
Afrika, 20 asosiasi-asosiasi profesuional di bidang ilmu komuniakis juga
semakin banyak tidak saja dalam jumlahnya tetapi juga cakupan keanggotaannya
yang regional dan internasional dan semakin banyaknya pusat-pusat penelitian
dan perkembangan komunikasi. Dalam bidang keilmuwan, kemajuan disiplin
komunikasi ini juga tercermin dengan ditandai:
a. Semakin banyaknya
literatur komunikasi (buku-buku, jurnal-jurnal.hasil-hasilpenelitian ilmiah atau
terapan, monografs, dan bentuk-bentuk penelitian lainnya).
b. Semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi komunikasi
c. Semakin banyaknya teori-teori dan model komunikasi (50 teori dan 28
model komunikasi)
Periode sekarang disebut dengan periode teknologi komunikasi ditandai :
a. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yaitu VCR, TV cable,
satelit komunikasi, teleprinter.
b. Tumbuhnya industri media yang nampaknya tidak hanya bersifat nasional
tetapi juga regional dan global.
c. Ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik
global/internasional khususnya dalam konteks center periphery (pusat dan
sekelilingnya/pinggirannya)
d. Semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara.
e. Semakin meluas proses demokratisasi ekonomi dan politik
TEKNIK KOMUNIKASI
a. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang
berartisatu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda cummunio yang dalam bahasa Inggris
menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan,persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.
Karena untuk ber-communio diperlukan usaha dan kerja, dari kata itu dibuat kata kerja communicare
yang berarti membagi sesuatu dengan
seseorang, memberikan sebagian kepada
seseorang, memberitahukan sesuatu kepada
seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda communicatio, atau bahasa Inggris communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi.
Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata komunikasi, maka secara harfiah komunikasi
berarti pemberitahuan,pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan.
Komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada
seseorang. Gagasan itu diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media
tertentu kepada orang ain sebagai penerima, Penerima menerima pesan, dan
sesudah mengerti pesan itu kemudian menanggapi dan menyampaikan tanggapannya
kepada pengirim pesan. Dengan menerima tanggapan dari si penerima pesan itu,
pengiriman pesan dapat menilai efektifitas pesan yang dikirimkannya.
Berdasarkan tanggapan itu, pengirim dapat mengetahui apakah pesannya dimengerti
dan sejauh mana pesannya dimengerti oleh orang yang dikirimi pesan itu.
Dari proses terjadinya komunikasi itu, secara
teknis pelaksanaan, komunikasi dapat dirumuskan sebagai "kegiatan
dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain
dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh kemampuannya, penerima pesan
menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada orang yang
menyampaikan pesan itu kepadanya".
Dalam komunikasi terjadilah pertukaran kata
dengan arti dan makna tertentu. Dari sudut pandang pertukaran makna, komunikasi
dapat didefinisikan sebagai "proses penyampaian makna dalam bentuk
gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui media tertentu".
Pertukaran makna merupakan inti yang terdalam dari kegiatan komunikasi karena
yang disampaikan orang komunikasi bukan kata-kata, tetapi arti atau makna dari
kata-kata. Yang ditanggapi orang dalam komunikasi bukan kata-kata, tetapi makna
dari kata-kata.
Karena merupakan interaksi, komunikasi
merupakan kegiatan yang dinamis. Selama komunikasi berlangsung, baik pada
pengirim maupun pada penerima, terus-menerus terjadi saling memberi dan
menerima pengaruh dan dampak dari komunikasi tersebut.
Sebagai pertukaran makna, komunikasi bersifat
khas, unik dan tidak dapat diulangi persis sama. Karena meski orang yang
berkomunikasi sama, isi, dan maksudnya sama, namun bila diulang, waktu,
situasi, dan keadaan batin orang yang berkomunikasi sudah berbeda. Karena itu,
dalam setiap komunikasi, baik bagi orang yang mengirim maupun yang menerima,
dampaknya tidak dapat dihilangkan karena mereka tidak dapat mencabut kata yang
sudah mereka ucapkan dan mengganti dampak yang diakibatkannya. Mereka hanya
dapat merubah kata-kata.
b. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi dapat dilihat dalam hidup
pribadi, hubungan dengan orang lain, di tempat kerja, maupun dalam lingkungan
masyarakat.
Ø Hidup Pribadi
Melalui komunikasi kita dapat :
1. Mengungkapkan perasaan dan gagasan kita (komunikasi dapat menjadi
alat katarsis untuk melepaskan beban mental dan psikologis sehingga kita
mendapatkan keseimbangan hidup kembali).
2. Menjelaskan perasaan, isi pikiran, dan peilaku kita sendiri.
3. Semakin mengenal diri (dengan komunikasi kita mengenal isi hati,
pikiran dan perilaku kita, dan mendapat umpan balik dari rekan komunikasi kita
tentang emosi, pikiran, kehendak, cita-cita, dan perilaku kita).
Ø Hubungan dengan Orang Lain
Melalui komunikasi kita dapat :
1. Mengenal orang lain karena melalui
komunikasi orang lain mengungkapkan diri kepada kita.
2. Menjalin perkenalan,
pertemanan, dan persahabatan dengan orang lain.
3 Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat rencana kegiatan
bersama orang lain.
4. Meminta bantuan dan pertolongan kepada orang lain.
5. Saling membantu mengubah sikap dan perilaku hidup bersama orang
lain.
Ø Di Tempat Kerja
Melalui komunikasi kita dapat :
1. Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja di tempat kerja.
2. Membangun kerja sama dan sinergi dengan rekan kerja.
3. Memberitahu tentang kerja dan mengarahkan kerja itu sesuai dengan tujuan.
4. Mengatasi perbedaan pendapat, ketegangan, dan konflik.
Ø Dalam Masyarakat
Melalui komunikasi kita dapat :
1. Mempersatukan masyarakat.
2. Mengatasi masalah bersama dalam masyarakat.
3. Membuat usaha untuk kemajuan masyarakat.
4. Mengusahakan kesejahteraan masyarakat.
KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide,
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non
verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih
mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
contoh : komunikasi verbal
melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang
bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan
dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan.
Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat,
lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
2. Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak
komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan
komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non
verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang
berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan
berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non
verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan
sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat,
ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.
contoh :
a.Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
b.Gerakantubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata,
ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan
untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan
ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan,
c.Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara
berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
d.Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi
nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang
dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut
dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
KOMUNIKASI PERSONAL
Komunikasi personal adalah proses pertukaran
informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya
di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya
komunikasi
personal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan
oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera Komunikasi personal adalah komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini
adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat
dekat, guru-murid dan sebagainya pada
hakekatnya komunikasi personal adalah komunikasi antar komunikator
dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap
paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena
sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung,
komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat
komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah
komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat
memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya
KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi
Kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok
diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat
untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan
komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung
antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat,
pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon
(dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi
secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah
diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang
mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota
yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai
kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua
orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan
kelompok.
Penegasan
tentang unsur-unsur dalam proses komunkasi itu adalah sebagai berikut:
·
Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada
seseorang atau sejumlah orang
·
Encoding : penyandingan yakni proses pengalihan pikiran
kedalam bentuk lambing
·
Massage : pesan yang merupakan seperangkat lambing
bermakna yang disampaikan oleh komunikator
·
Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari
komunkator pada komunikan
·
Decoding: pengawasandian, yakni proses dimana komunkan menetapkan
makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikan kepadanya
·
Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator
·
Response : tangapan, seperangkat reaksi pada komunikan
setelah diterima pesan
·
Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila
tersampainya atau disampaikan kepada komunikator
·
Noise: gangguan tak berencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda
dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Model komunikasi
diatas menegaskan factor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunkatior
harus tahu khaylayak mana yang dijadikan sasaran dan tanggapan apa yang
diinginkannya, ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan
bagaimana komunikan sasaran biasanyamenyandi pesan . komunikator harus
mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran
Komunikator akan dapat menyandi dan
komunikan akan dapat mengawasi sandi hanya dalam istilah pengalaman yang
dimiliki masing masing . memang ini merupakan beban bagi komunikator dari
strata sosial yang satu ingin berkomunikasi secara efektif dengan komunikan
darfi strata sosial yang lain. Akan tetapi, dalam teori komunikasi dikenal
istilah empathy, yang artinya kemampuan memproyeksikan diri kepada peranan
orang lain. Jadi, meskipun antara komunikator dan komunikan terdapat perbedaan
dalam kedudukan, jnis pekerjaan, agama, suku, bangsa, tingkat pendidikan,
ideology, dan lain lain. Jika komunikator bersikap empatik, komunikasi tidak akan
gagal.

Gambar 2.
Unsur-unsur yang mempengaruhi pemahaman
Demikianlah fungsi
fungsi komunikasi massa menurut beberapa pakar kenamaan. Jelas kiranya bahwa
pernyatakan mengenai fungsi komunikasi massa dimasyarakat akan sejajar dengan
pernyataan mengenai bagaimana fungsi media pada taraf individual. Apalagi
analisis kita alihkan dari analisis makro ke analisis mikro, maka pada taraf
individual, pendekatan fungsional diberi nama umum uses and gratifications
model atau model penggunaan pembuasan” secara sederhana model ini menyatakan
bahwa khalayak memiliki kebutuhan dan dorongan yang dipuaskan dengn menggunakan
media. Dewasa ini kebanyakan media massa melancarkan kegiatannya dengan model
tersebut sebagai pendekatan fungsional.
Dari paparan diatas, fungsi fungsi
komunikasi dan komunikasi massa yang begitu banyak itu dapat disederhanakan
menjadi empat fungsi saja, yakni:
·
Menyampaikan informasi (to inform)
·
Mendidik ( to educate)
·
Menghibur (to entertain)
·
Mempengaruhi (to influence)
BAB II
STRATEGI KOMUNIKASI
A.FUNGSI
STRATEGI KOMUNIKASI
1.Tujuan
Sentral Dalam Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan managemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya.
Demikian
pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi
dengan managemen komunikasi. Strategi komunikasi ini harus mampu menjunjukkan
bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dalam kondisi
Apakah
tujuan sentral strategi komunikasi itu? R.Wayne Pace, Brent D.Peterson, dan
,Dallas Burnett dalam bukunya . Techiques
for effective communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan
komunikasi terdiri atas tujuan utama, yaitu:
To secure understanding
To establish acceptance
To motivate action
Pertama adalah to secure understanding,
memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sduah
dapat mengerti dan menerima pesan. Maka penerimanya itu harus dibina . pada
lahirnya kegiatan dimotivasikan .
Strategi komunikasi
sudah tentu bersifat makro yang dalam prosesnya berlangsung secara vertical
pyramidal.
Para komunikator yang berada dipuncak
kelembagaan negara-apakah pihak eksekutif-legislatif-atau yudikatif-menggunakan
media, baik media massa maupun media nirmassa melalui janjang hierarki menurun
ke bawah. Mestinya komunikasi vertical itu, tidak hanya berlangsung dari atas
kebawah ke atas.
Pada
kenyataannya memang setiap media memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga
pada akhirnya saling mengisi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, setiaop
penemuan baru dalam bidang media komunikasi tidak pernah mematikan media yang
dioperasikan sebelumnya . ketika radio ditemukan , menajdi tidak menyisihkan
pers, tatkala televise ditemukan ia tidak mematikan film dan radio.
Semua
meida komunikasi penting bagi pemerintah untuk dioperasionalkan dalam rangka
mencapai tujuan, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tidak
saja tujuan dalam lingkungan nasional,tetapijuga internasional.
Itu
tujuan setiap pesan komunikasi yang merupakan misi dari media yang
penyiarkannya, dan ini jelas harus “setela”(in tune) dengan tujuan komunikator
kepada komunikan sebagai sasarannya, yakni sebagaimana dinyatakan dimuka, yaitu
to sucure understanding, to establish
acceptance, dan to motivate action . Peristiwa komunikatif ini melibatkan
komunikator dengan segala kemampuannya dan komunikan dengan segala cirri dan
sifatnya itulah manusia yang harus paling banyak diperhitungkan dalam menyusun
strategi komunikasi.
2.KORELASI
ANTAR KOMPONEN DALAM STRATEGIS KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan
proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategis komunikasi diperlukan suatu
pemikiran dengan memperhitungkan factor factor pendukung dan factor-faktor
penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategis itu diperhatikan
komponen-komponen komunikasi dan factor factor pendukung dan penghambat pada
setiap komponen tersebut. Kita mulai secara berturut-turut dari komunikan
sebagai komunikasi,media,pesan,dan komunikator
a.Mengenali
sasaran komunikasi
sebelum
kita melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa siapa yang akan
menjadi sasaran komunikasi kita itu. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan
komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau agar komunikan
melakukan tindakan tertentu . apapun tujuannya, metodenya dan banyaknya
sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut.
1)
Factor kerangka referensi
Pesan komukasi yag
akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi
sebagaimana telah disinggung dalam bab 1
Kerangka referensi seseorang terbentuk
dalam dirinya sebagai hasil dalam paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup,
norma hidup, status sosial,ideology, cita cita dan sebagainya
Kerangka referensi seseorabng akan
berbeda dengan orang lain. Ada yang berbeda secara ekstrem seperti antara murid
SD dengan seoarng mahasiswa seorang petani dengan seorang diplomat. Ada
perbedaan yang gradual saja seperti seorang perwira dengan seorang perwira lalu
sama sama lulusan akabri.
2)
Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksudkan
dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan
menerima pesan yang kita sampaikan . situasi yang bisa menghambat jalannya
komunikasi dilancarkan.yang dapat diduga sebelumnya umpannya mengadakan rapat
dengan para karyawan pada waktu gajian atau berpidato dalam suatu malam
kesenian pada saat para hadirin mengharapkan hibran segera dimulai. Yang
pertama dapat dihindari dengan menangukan atau memajukan harinya, sedangkan
yang kedua dengan memberikan pidato singkat , tetapi padat.
Yang dimaksudkan dengan kondisi disini
ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fiisik dan psikis komunikan
pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif
apabila komunikan sedangkan marah,sedih,bingung,sakit,atau lapar. Dalam
menghadapi komunikan dengan kondisi seperti itu, kadang kanag kita bisa
menangguhkan komunikasi kita sampai datangnya suasana yang menyenangkan. Akan
tetapi, tidak jarang pula kita harus melakukannya pada saat itu juga. Disini
factor manusiawi sangat penting.
B.Pemilihan
Media Komunikasi
seperti telah
disinggung dimuka, media komunikasi banyak jumlahnya, mulai dari yang
tradisional sampai yang modern dewasa ini dipergunakan. Kita bisa menyebut
umpamanya kentongan, bedug, pagelaran kesenian, surat,papan umumnya dapat
diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetakan, visual,aural,dan audio
visual.
Untuk mencapai sasaran
komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media,
bergantung pada tujuan akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik
yang akan dipergunakan
C.
Pengkajian Tujuan Pesan Komukasi
Pesan komunikasi
(massage) mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil,
apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi . seperti
telah disinggung dimuka, apapun tekniknya, pertama komunikasi harus mengerti
pesan komunikasi itu.
Seperti telah diterangkan pada bab1 pesan
komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambing. Isi pesan komunikasi bisa satu ,
tetapi lambing yang dipergunakan bisa macam-macam. Lambing yang bisa
dipergunakan untuk menyampaikan isi komukasi ialah bahasa, gambar,warna, kial
dan sebagainya. Dalam kehidupan seharihari banyak isi psan komunikasi yang
disampaikan kepada komikan dengan menggunakan gabungan lambing, seperti pesan
komunikasi melalui surat kabar, film,atau televisi.
Dalam melancarkan komunikasi, kita harus
berupaya mnghindari pengucapan kata-katayang mengandung pengertian
konotatif.jika terpaksa harus kita katakana karena tisak ada perkatakan lain yang
tepat, maka kata yang diduga mengandung pengertian konotatif itu perlu diberi
penjelasan mengenai makna yang dimaksudkan. Jika dibiarkan , bisa menimbulkan
interpretasi yang alah
1)
Peranan Komikator dalam Komunikasi
Ada factor yang
pentingpada diri komunikator bila ia melancarkan komukasi yaitu, daya tarik
sumber dan kreadibilitas sumber .
A) Daya tarik sumber
Seorang komunikator
akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku
komunikan melalui mekanisme saya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator dengan nya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang
dilancarkan oleh komunikator.
2)
Kredibilitas sumber
Factor kedua yang bisa
menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunan pada komunikator .
kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki
seorang komunikator. Seorang dokter akan kepolisian akan memperoleh kepercayaan
bila ia membahas soal keamanan dan ketertiban masyarakat. Seorang duta besar
akan mendapat kepercayaan kalau ia berbicara mengenai situasi internasionl dan
sebagainya
B.
KAITAN STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN SISTEM KOMUNIKASI
1.SISTEM
KOMUNIKASI SECARA MAKRO VERTIKAL
Berbicara
mengenai sistem komunikasi berarti berbicara mengenai sistem masyarakatdan
berbicara tentang manusia. Oleh karena itu, pendekatannya seyogyanya dilakukan
secara makro dan secara mikro, baik prosesnya secara vertical maupun secara
horizontal .
a)
Pengaruh sistem pemerintahan
Bahwa sistem
pemerintahan besar sekali pengaruhnya terhadap sistem komunikasi, dialami oleh
orang orang Indonesia yang telah mengalami hidup dalam tiga zaman , yaitu zaman
penjajahan belanda , zaman penjajahan jepang, dan zaman kemerdekaan .
“communication always
involves at least one massage, transmited by a source, via a medium , to a
receiver, within a situational context,” demikian kata Herbert W.Simons dalam
bukunya , Persuasion.Understanding, practice and Analysis
Melalui pers,radiodan televisilah para
komunikator pusat dapat berkomunikasi secara cepat, serempat,dan langsung
kepada masyarakat . dibanding dengan negara-negara lain bahkan dengan negara
negara yang sudah majupun. Indonesia tidak begitu ketinggalan dalam hal
penggunaan media massa ini ditinjau dari sejarah ekstensinya . Pers sudah sudah
ada di Indonesia sejak tahun 1744 dan sejak tahun 1908 membawa pesan pesan
nasional.
b)
Pengaruh televise dan radio
Pengaruh televise
terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek
kehidupan pada umumnya. Bahwa televise menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan
pada masyarakat Indonesia sudah banyak yang mempengaruhi dan merasakannya .
Dari semua keputusan tersebut jelaslah
bahwa pemerintah menaruh perhatian yang besar terhadap masalah video itu,
kebijakan tu amat tepat karena video dalam hal dampaknya pada masyarakat
melebihi film yang diputar digedung bioskop
dan televise yang penyiarannya dikelola secara tunggal oleh TVRI milik
pemerintah.
Seperti diterangkan dimuka, pengaruh
video terhadap sistem komunikasi adalah tersisihnya waktu untuk proses
komunikasi antara pemerintah dan khalayak yang justru digalakkan dalam rangka
akseleras nasional dan pembangunan manusia seutuhnya.
c)
Pengaruh Direct Broadcasting Satellite
Revolusi elektronik
pada abad kedua puluh sekarang ini dilengkapi dengan hasil penemuan baru
dibidang teknologi komunikasi melalui satelit buaatan.sejak Indonesia sebagai
negara ketiga didunia . pada bulan Agustus 1976 mengoprasikan sistem komunikasi
satelit domestic (SKSD)Palapa kemudian pada bulan juni 1983, teknologi
komunikasi hasil penemuan berikutnya menimbulkan masalah baru
Selama pemerintah belum mampu hidup
diatas kaki sendiri, dalam arti kata masih mengandalkan pinjaman dari luar
negeri, pengoprasian benda mewah dan tidak menyangkut kesejahteraan rakyat
secara langsung seperti DBS itu seyogyanya dipikirkan terlebih dulu secara
langsung
d)
Pengaruh New Internasional Informational Order
Setiap perubahan
didunia yang menyangkut komunikasi pasti berpengaruh kepada negara lain,
termasuk Indonesia. Para ahli komunikasi dinegara-negara yang sedang berkembang
yang dalam konstrelasi politik dikategorikan sebagai dunia ketiga atau negara
negara nomblok.
Demikian antara lain keputusan penting
diantara berbagai keputusan yang dihasilkan oleh Konferensi Menteri Penerangan
Negara-negara nonblok yang nasional baru bidang Informasi dan Komunikasi
sebagaimana disebutkan dimuka
Jelas bahwa keputusan itu akan
brpengaruh pada sistem komunikasi di Indonesia, terutama komunikasi melalui
media massa baik media cetak maupun media elektronik, karena berita berita dari
luar negeri yang besar sekali dampaknya pada rakyat-sebagaimana diterangkan
pada bab terdahulu penyebarannya selama ini didominasi oleh kantor kantor
berita negara negara maju.
2.SISTEM
KOMUNIKASI SECARA MIKRO HORIZONTAL
Yang dimaksud dengan
sistem komunikasi secara mikro horizontal disini lah komunkasi sosial antarisan
dalam tingkat status sosial yang hamper sama dan terjadi dalam unit-unit yang
relative kecil.
a)
Komunikasi di Daerah Perkotaan
Komunikasilah yang
menghubungkan manusia itu. Tak mungkin manusia bisa hidup sebagai manusia tanpa
komunikasi. Semakin banyak manusia berada dalam suatu tempat, semakinbanyak
jaringan dan jalur komunikasi ditempat itu, akan tetapi, dibandingkan dengan di
daerah pedesaan dimana pergaulan hidup umumnya merupakan apa yang disebut
Ferdinand Tonnies ditempat itu. Akan tetapi, dibandingkan dengan didaerah pedesaan
dimana pergaulan hidup umumnya merupakan cirri pergaulan hidup dalam
Gesellschaft adalah rasional tak pribadi dinamika dengan sendirinya
demikiannlah pula cirri komunikasi didaerah perkotaan.
Demikiannlah komunikasi antarpersona
bermedia ditinjau secara mikro horizontal didaerah perkotaan, yang bukan tidak
mungkin akan terjadi juga di masyarakat Indonesia seperti halnya di
negara-negara yang sudah maju.
b)
Komunikasi di Daerah Pedesaan
Jika ditinjau secara
makro vertical, omunikasi melalui media massa di daerah perkotaan berlangsung
dengan one-step flow model atau model arus satu arah perkotaan berlangsung
melalui masssa itu didaerah pedesaan berlangsung dengan two-step flow atau
model arus dua tahap.
Penegasan
tentang unsur-unsur dalam proses komunkasi itu adalah sebagai berikut:
·
Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada
seseorang atau sejumlah orang
·
Encoding : penyandingan yakni proses pengalihan pikiran
kedalam bentuk lambing
·
Massage : pesan yang merupakan seperangkat lambing
bermakna yang disampaikan oleh komunikator
·
Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari
komunkator pada komunikan
·
Decoding: pengawasandian, yakni proses dimana komunkan menetapkan
makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikan kepadanya
·
Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator
·
Response : tangapan, seperangkat reaksi pada komunikan
setelah diterima pesan
·
Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila
tersampainya atau disampaikan kepada komunikator
·
Noise: gangguan tak berencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda
dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Model komunikasi
diatas menegaskan factor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunkatior
harus tahu khaylayak mana yang dijadikan sasaran dan tanggapan apa yang
diinginkannya, ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan
bagaimana komunikan sasaran biasanyamenyandi pesan . komunikator harus
mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran
Komunikator akan dapat menyandi dan
komunikan akan dapat mengawasi sandi hanya dalam istilah pengalaman yang
dimiliki masing masing . memang ini merupakan beban bagi komunikator dari
strata sosial yang satu ingin berkomunikasi secara efektif dengan komunikan
darfi strata sosial yang lain. Akan tetapi, dalam teori komunikasi dikenal
istilah empathy, yang artinya kemampuan memproyeksikan diri kepada peranan
orang lain. Jadi, meskipun antara komunikator dan komunikan terdapat perbedaan
dalam kedudukan, jnis pekerjaan, agama, suku, bangsa, tingkat pendidikan,
ideology, dan lain lain. Jika komunikator bersikap empatik, komunikasi tidak akan
gagal.

Gambar 2.
Unsur-unsur yang mempengaruhi pemahaman
Demikianlah fungsi
fungsi komunikasi massa menurut beberapa pakar kenamaan. Jelas kiranya bahwa
pernyatakan mengenai fungsi komunikasi massa dimasyarakat akan sejajar dengan
pernyataan mengenai bagaimana fungsi media pada taraf individual. Apalagi
analisis kita alihkan dari analisis makro ke analisis mikro, maka pada taraf
individual, pendekatan fungsional diberi nama umum uses and gratifications
model atau model penggunaan pembuasan” secara sederhana model ini menyatakan
bahwa khalayak memiliki kebutuhan dan dorongan yang dipuaskan dengn menggunakan
media. Dewasa ini kebanyakan media massa melancarkan kegiatannya dengan model
tersebut sebagai pendekatan fungsional.
Dari paparan diatas, fungsi fungsi
komunikasi dan komunikasi massa yang begitu banyak itu dapat disederhanakan
menjadi empat fungsi saja, yakni:
·
Menyampaikan informasi (to inform)
·
Mendidik ( to educate)
·
Menghibur (to entertain)
·
Mempengaruhi (to influence)
BAB II
STRATEGI KOMUNIKASI
A.FUNGSI
STRATEGI KOMUNIKASI
1.Tujuan
Sentral Dalam Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan managemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya.
Demikian
pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi
dengan managemen komunikasi. Strategi komunikasi ini harus mampu menjunjukkan
bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dalam kondisi
Apakah
tujuan sentral strategi komunikasi itu? R.Wayne Pace, Brent D.Peterson, dan
,Dallas Burnett dalam bukunya . Techiques
for effective communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan
komunikasi terdiri atas tujuan utama, yaitu:
To secure understanding
To establish acceptance
To motivate action
Pertama adalah to secure understanding,
memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sduah
dapat mengerti dan menerima pesan. Maka penerimanya itu harus dibina . pada
lahirnya kegiatan dimotivasikan .
Strategi komunikasi
sudah tentu bersifat makro yang dalam prosesnya berlangsung secara vertical
pyramidal.
Para komunikator yang berada dipuncak
kelembagaan negara-apakah pihak eksekutif-legislatif-atau yudikatif-menggunakan
media, baik media massa maupun media nirmassa melalui janjang hierarki menurun
ke bawah. Mestinya komunikasi vertical itu, tidak hanya berlangsung dari atas
kebawah ke atas.
Pada
kenyataannya memang setiap media memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga
pada akhirnya saling mengisi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, setiaop
penemuan baru dalam bidang media komunikasi tidak pernah mematikan media yang
dioperasikan sebelumnya . ketika radio ditemukan , menajdi tidak menyisihkan
pers, tatkala televise ditemukan ia tidak mematikan film dan radio.
Semua
meida komunikasi penting bagi pemerintah untuk dioperasionalkan dalam rangka
mencapai tujuan, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tidak
saja tujuan dalam lingkungan nasional,tetapijuga internasional.
Itu
tujuan setiap pesan komunikasi yang merupakan misi dari media yang
penyiarkannya, dan ini jelas harus “setela”(in tune) dengan tujuan komunikator
kepada komunikan sebagai sasarannya, yakni sebagaimana dinyatakan dimuka, yaitu
to sucure understanding, to establish
acceptance, dan to motivate action . Peristiwa komunikatif ini melibatkan
komunikator dengan segala kemampuannya dan komunikan dengan segala cirri dan
sifatnya itulah manusia yang harus paling banyak diperhitungkan dalam menyusun
strategi komunikasi.
2.KORELASI
ANTAR KOMPONEN DALAM STRATEGIS KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan
proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategis komunikasi diperlukan suatu
pemikiran dengan memperhitungkan factor factor pendukung dan factor-faktor
penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategis itu diperhatikan
komponen-komponen komunikasi dan factor factor pendukung dan penghambat pada
setiap komponen tersebut. Kita mulai secara berturut-turut dari komunikan
sebagai komunikasi,media,pesan,dan komunikator
a.Mengenali
sasaran komunikasi
sebelum
kita melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa siapa yang akan
menjadi sasaran komunikasi kita itu. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan
komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau agar komunikan
melakukan tindakan tertentu . apapun tujuannya, metodenya dan banyaknya
sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut.
1)
Factor kerangka referensi
Pesan komukasi yag
akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi
sebagaimana telah disinggung dalam bab 1
Kerangka referensi seseorang terbentuk
dalam dirinya sebagai hasil dalam paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup,
norma hidup, status sosial,ideology, cita cita dan sebagainya
Kerangka referensi seseorabng akan
berbeda dengan orang lain. Ada yang berbeda secara ekstrem seperti antara murid
SD dengan seoarng mahasiswa seorang petani dengan seorang diplomat. Ada
perbedaan yang gradual saja seperti seorang perwira dengan seorang perwira lalu
sama sama lulusan akabri.
2)
Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksudkan
dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan
menerima pesan yang kita sampaikan . situasi yang bisa menghambat jalannya
komunikasi dilancarkan.yang dapat diduga sebelumnya umpannya mengadakan rapat
dengan para karyawan pada waktu gajian atau berpidato dalam suatu malam
kesenian pada saat para hadirin mengharapkan hibran segera dimulai. Yang
pertama dapat dihindari dengan menangukan atau memajukan harinya, sedangkan
yang kedua dengan memberikan pidato singkat , tetapi padat.
Yang dimaksudkan dengan kondisi disini
ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fiisik dan psikis komunikan
pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif
apabila komunikan sedangkan marah,sedih,bingung,sakit,atau lapar. Dalam
menghadapi komunikan dengan kondisi seperti itu, kadang kanag kita bisa
menangguhkan komunikasi kita sampai datangnya suasana yang menyenangkan. Akan
tetapi, tidak jarang pula kita harus melakukannya pada saat itu juga. Disini
factor manusiawi sangat penting.
B.Pemilihan
Media Komunikasi
seperti telah
disinggung dimuka, media komunikasi banyak jumlahnya, mulai dari yang
tradisional sampai yang modern dewasa ini dipergunakan. Kita bisa menyebut
umpamanya kentongan, bedug, pagelaran kesenian, surat,papan umumnya dapat
diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetakan, visual,aural,dan audio
visual.
Untuk mencapai sasaran
komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media,
bergantung pada tujuan akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik
yang akan dipergunakan
C.
Pengkajian Tujuan Pesan Komukasi
Pesan komunikasi
(massage) mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil,
apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi . seperti
telah disinggung dimuka, apapun tekniknya, pertama komunikasi harus mengerti
pesan komunikasi itu.
Seperti telah diterangkan pada bab1 pesan
komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambing. Isi pesan komunikasi bisa satu ,
tetapi lambing yang dipergunakan bisa macam-macam. Lambing yang bisa
dipergunakan untuk menyampaikan isi komukasi ialah bahasa, gambar,warna, kial
dan sebagainya. Dalam kehidupan seharihari banyak isi psan komunikasi yang
disampaikan kepada komikan dengan menggunakan gabungan lambing, seperti pesan
komunikasi melalui surat kabar, film,atau televisi.
Dalam melancarkan komunikasi, kita harus
berupaya mnghindari pengucapan kata-katayang mengandung pengertian
konotatif.jika terpaksa harus kita katakana karena tisak ada perkatakan lain yang
tepat, maka kata yang diduga mengandung pengertian konotatif itu perlu diberi
penjelasan mengenai makna yang dimaksudkan. Jika dibiarkan , bisa menimbulkan
interpretasi yang alah
1)
Peranan Komikator dalam Komunikasi
Ada factor yang
pentingpada diri komunikator bila ia melancarkan komukasi yaitu, daya tarik
sumber dan kreadibilitas sumber .
A) Daya tarik sumber
Seorang komunikator
akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku
komunikan melalui mekanisme saya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator dengan nya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang
dilancarkan oleh komunikator.
2)
Kredibilitas sumber
Factor kedua yang bisa
menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunan pada komunikator .
kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki
seorang komunikator. Seorang dokter akan kepolisian akan memperoleh kepercayaan
bila ia membahas soal keamanan dan ketertiban masyarakat. Seorang duta besar
akan mendapat kepercayaan kalau ia berbicara mengenai situasi internasionl dan
sebagainya
B.
KAITAN STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN SISTEM KOMUNIKASI
1.SISTEM
KOMUNIKASI SECARA MAKRO VERTIKAL
Berbicara
mengenai sistem komunikasi berarti berbicara mengenai sistem masyarakatdan
berbicara tentang manusia. Oleh karena itu, pendekatannya seyogyanya dilakukan
secara makro dan secara mikro, baik prosesnya secara vertical maupun secara
horizontal .
a)
Pengaruh sistem pemerintahan
Bahwa sistem
pemerintahan besar sekali pengaruhnya terhadap sistem komunikasi, dialami oleh
orang orang Indonesia yang telah mengalami hidup dalam tiga zaman , yaitu zaman
penjajahan belanda , zaman penjajahan jepang, dan zaman kemerdekaan .
“communication always
involves at least one massage, transmited by a source, via a medium , to a
receiver, within a situational context,” demikian kata Herbert W.Simons dalam
bukunya , Persuasion.Understanding, practice and Analysis
Melalui pers,radiodan televisilah para
komunikator pusat dapat berkomunikasi secara cepat, serempat,dan langsung
kepada masyarakat . dibanding dengan negara-negara lain bahkan dengan negara
negara yang sudah majupun. Indonesia tidak begitu ketinggalan dalam hal
penggunaan media massa ini ditinjau dari sejarah ekstensinya . Pers sudah sudah
ada di Indonesia sejak tahun 1744 dan sejak tahun 1908 membawa pesan pesan
nasional.
b)
Pengaruh televise dan radio
Pengaruh televise
terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek
kehidupan pada umumnya. Bahwa televise menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan
pada masyarakat Indonesia sudah banyak yang mempengaruhi dan merasakannya .
Dari semua keputusan tersebut jelaslah
bahwa pemerintah menaruh perhatian yang besar terhadap masalah video itu,
kebijakan tu amat tepat karena video dalam hal dampaknya pada masyarakat
melebihi film yang diputar digedung bioskop
dan televise yang penyiarannya dikelola secara tunggal oleh TVRI milik
pemerintah.
Seperti diterangkan dimuka, pengaruh
video terhadap sistem komunikasi adalah tersisihnya waktu untuk proses
komunikasi antara pemerintah dan khalayak yang justru digalakkan dalam rangka
akseleras nasional dan pembangunan manusia seutuhnya.
c)
Pengaruh Direct Broadcasting Satellite
Revolusi elektronik
pada abad kedua puluh sekarang ini dilengkapi dengan hasil penemuan baru
dibidang teknologi komunikasi melalui satelit buaatan.sejak Indonesia sebagai
negara ketiga didunia . pada bulan Agustus 1976 mengoprasikan sistem komunikasi
satelit domestic (SKSD)Palapa kemudian pada bulan juni 1983, teknologi
komunikasi hasil penemuan berikutnya menimbulkan masalah baru
Selama pemerintah belum mampu hidup
diatas kaki sendiri, dalam arti kata masih mengandalkan pinjaman dari luar
negeri, pengoprasian benda mewah dan tidak menyangkut kesejahteraan rakyat
secara langsung seperti DBS itu seyogyanya dipikirkan terlebih dulu secara
langsung
d)
Pengaruh New Internasional Informational Order
Setiap perubahan
didunia yang menyangkut komunikasi pasti berpengaruh kepada negara lain,
termasuk Indonesia. Para ahli komunikasi dinegara-negara yang sedang berkembang
yang dalam konstrelasi politik dikategorikan sebagai dunia ketiga atau negara
negara nomblok.
Demikian antara lain keputusan penting
diantara berbagai keputusan yang dihasilkan oleh Konferensi Menteri Penerangan
Negara-negara nonblok yang nasional baru bidang Informasi dan Komunikasi
sebagaimana disebutkan dimuka
Jelas bahwa keputusan itu akan
brpengaruh pada sistem komunikasi di Indonesia, terutama komunikasi melalui
media massa baik media cetak maupun media elektronik, karena berita berita dari
luar negeri yang besar sekali dampaknya pada rakyat-sebagaimana diterangkan
pada bab terdahulu penyebarannya selama ini didominasi oleh kantor kantor
berita negara negara maju.
2.SISTEM
KOMUNIKASI SECARA MIKRO HORIZONTAL
Yang dimaksud dengan
sistem komunikasi secara mikro horizontal disini lah komunkasi sosial antarisan
dalam tingkat status sosial yang hamper sama dan terjadi dalam unit-unit yang
relative kecil.
a)
Komunikasi di Daerah Perkotaan
Komunikasilah yang
menghubungkan manusia itu. Tak mungkin manusia bisa hidup sebagai manusia tanpa
komunikasi. Semakin banyak manusia berada dalam suatu tempat, semakinbanyak
jaringan dan jalur komunikasi ditempat itu, akan tetapi, dibandingkan dengan di
daerah pedesaan dimana pergaulan hidup umumnya merupakan apa yang disebut
Ferdinand Tonnies ditempat itu. Akan tetapi, dibandingkan dengan didaerah pedesaan
dimana pergaulan hidup umumnya merupakan cirri pergaulan hidup dalam
Gesellschaft adalah rasional tak pribadi dinamika dengan sendirinya
demikiannlah pula cirri komunikasi didaerah perkotaan.
Demikiannlah komunikasi antarpersona
bermedia ditinjau secara mikro horizontal didaerah perkotaan, yang bukan tidak
mungkin akan terjadi juga di masyarakat Indonesia seperti halnya di
negara-negara yang sudah maju.
b)
Komunikasi di Daerah Pedesaan
Jika ditinjau secara
makro vertical, omunikasi melalui media massa di daerah perkotaan berlangsung
dengan one-step flow model atau model arus satu arah perkotaan berlangsung
melalui masssa itu didaerah pedesaan berlangsung dengan two-step flow atau
model arus dua tahap.
Unsur-unsur
dalam proses komunikasi
Penegasan
tentang unsur-unsur dalam proses komunkasi itu adalah sebagai berikut:
·
Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada
seseorang atau sejumlah orang
·
Encoding : penyandingan yakni proses pengalihan pikiran
kedalam bentuk lambing
·
Massage : pesan yang merupakan seperangkat lambing
bermakna yang disampaikan oleh komunikator
·
Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari
komunkator pada komunikan
·
Decoding: pengawasandian, yakni proses dimana komunkan menetapkan
makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikan kepadanya
·
Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator
·
Response : tangapan, seperangkat reaksi pada komunikan
setelah diterima pesan
·
Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila
tersampainya atau disampaikan kepada komunikator
·
Noise: gangguan tak berencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda
dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Model komunikasi
diatas menegaskan factor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunkatior
harus tahu khaylayak mana yang dijadikan sasaran dan tanggapan apa yang
diinginkannya, ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan
bagaimana komunikan sasaran biasanyamenyandi pesan . komunikator harus
mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran
Komunikator akan dapat menyandi dan
komunikan akan dapat mengawasi sandi hanya dalam istilah pengalaman yang
dimiliki masing masing . memang ini merupakan beban bagi komunikator dari
strata sosial yang satu ingin berkomunikasi secara efektif dengan komunikan
darfi strata sosial yang lain. Akan tetapi, dalam teori komunikasi dikenal
istilah empathy, yang artinya kemampuan memproyeksikan diri kepada peranan
orang lain. Jadi, meskipun antara komunikator dan komunikan terdapat perbedaan
dalam kedudukan, jnis pekerjaan, agama, suku, bangsa, tingkat pendidikan,
ideology, dan lain lain. Jika komunikator bersikap empatik, komunikasi tidak akan
gagal.

Gambar 2.
Unsur-unsur yang mempengaruhi pemahaman
Demikianlah fungsi
fungsi komunikasi massa menurut beberapa pakar kenamaan. Jelas kiranya bahwa
pernyatakan mengenai fungsi komunikasi massa dimasyarakat akan sejajar dengan
pernyataan mengenai bagaimana fungsi media pada taraf individual. Apalagi
analisis kita alihkan dari analisis makro ke analisis mikro, maka pada taraf
individual, pendekatan fungsional diberi nama umum uses and gratifications
model atau model penggunaan pembuasan” secara sederhana model ini menyatakan
bahwa khalayak memiliki kebutuhan dan dorongan yang dipuaskan dengn menggunakan
media. Dewasa ini kebanyakan media massa melancarkan kegiatannya dengan model
tersebut sebagai pendekatan fungsional.
Dari paparan diatas, fungsi fungsi
komunikasi dan komunikasi massa yang begitu banyak itu dapat disederhanakan
menjadi empat fungsi saja, yakni:
·
Menyampaikan informasi (to inform)
·
Mendidik ( to educate)
·
Menghibur (to entertain)
·
Mempengaruhi (to influence)
BAB II
STRATEGI KOMUNIKASI
A.FUNGSI
STRATEGI KOMUNIKASI
1.Tujuan
Sentral Dalam Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan managemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya.
Demikian
pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi
dengan managemen komunikasi. Strategi komunikasi ini harus mampu menjunjukkan
bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dalam kondisi
Apakah
tujuan sentral strategi komunikasi itu? R.Wayne Pace, Brent D.Peterson, dan
,Dallas Burnett dalam bukunya . Techiques
for effective communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan
komunikasi terdiri atas tujuan utama, yaitu:
To secure understanding
To establish acceptance
To motivate action
Pertama adalah to secure understanding,
memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sduah
dapat mengerti dan menerima pesan. Maka penerimanya itu harus dibina . pada
lahirnya kegiatan dimotivasikan .
Strategi komunikasi
sudah tentu bersifat makro yang dalam prosesnya berlangsung secara vertical
pyramidal.
Para komunikator yang berada dipuncak
kelembagaan negara-apakah pihak eksekutif-legislatif-atau yudikatif-menggunakan
media, baik media massa maupun media nirmassa melalui janjang hierarki menurun
ke bawah. Mestinya komunikasi vertical itu, tidak hanya berlangsung dari atas
kebawah ke atas.
Pada
kenyataannya memang setiap media memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga
pada akhirnya saling mengisi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, setiaop
penemuan baru dalam bidang media komunikasi tidak pernah mematikan media yang
dioperasikan sebelumnya . ketika radio ditemukan , menajdi tidak menyisihkan
pers, tatkala televise ditemukan ia tidak mematikan film dan radio.
Semua
meida komunikasi penting bagi pemerintah untuk dioperasionalkan dalam rangka
mencapai tujuan, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tidak
saja tujuan dalam lingkungan nasional,tetapijuga internasional.
Itu
tujuan setiap pesan komunikasi yang merupakan misi dari media yang
penyiarkannya, dan ini jelas harus “setela”(in tune) dengan tujuan komunikator
kepada komunikan sebagai sasarannya, yakni sebagaimana dinyatakan dimuka, yaitu
to sucure understanding, to establish
acceptance, dan to motivate action . Peristiwa komunikatif ini melibatkan
komunikator dengan segala kemampuannya dan komunikan dengan segala cirri dan
sifatnya itulah manusia yang harus paling banyak diperhitungkan dalam menyusun
strategi komunikasi.
2.KORELASI
ANTAR KOMPONEN DALAM STRATEGIS KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan
proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategis komunikasi diperlukan suatu
pemikiran dengan memperhitungkan factor factor pendukung dan factor-faktor
penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategis itu diperhatikan
komponen-komponen komunikasi dan factor factor pendukung dan penghambat pada
setiap komponen tersebut. Kita mulai secara berturut-turut dari komunikan
sebagai komunikasi,media,pesan,dan komunikator
a.Mengenali
sasaran komunikasi
sebelum
kita melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa siapa yang akan
menjadi sasaran komunikasi kita itu. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan
komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau agar komunikan
melakukan tindakan tertentu . apapun tujuannya, metodenya dan banyaknya
sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut.
1)
Factor kerangka referensi
Pesan komukasi yag
akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi
sebagaimana telah disinggung dalam bab 1
Kerangka referensi seseorang terbentuk
dalam dirinya sebagai hasil dalam paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup,
norma hidup, status sosial,ideology, cita cita dan sebagainya
Kerangka referensi seseorabng akan
berbeda dengan orang lain. Ada yang berbeda secara ekstrem seperti antara murid
SD dengan seoarng mahasiswa seorang petani dengan seorang diplomat. Ada
perbedaan yang gradual saja seperti seorang perwira dengan seorang perwira lalu
sama sama lulusan akabri.
2)
Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksudkan
dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan
menerima pesan yang kita sampaikan . situasi yang bisa menghambat jalannya
komunikasi dilancarkan.yang dapat diduga sebelumnya umpannya mengadakan rapat
dengan para karyawan pada waktu gajian atau berpidato dalam suatu malam
kesenian pada saat para hadirin mengharapkan hibran segera dimulai. Yang
pertama dapat dihindari dengan menangukan atau memajukan harinya, sedangkan
yang kedua dengan memberikan pidato singkat , tetapi padat.
Yang dimaksudkan dengan kondisi disini
ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fiisik dan psikis komunikan
pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif
apabila komunikan sedangkan marah,sedih,bingung,sakit,atau lapar. Dalam
menghadapi komunikan dengan kondisi seperti itu, kadang kanag kita bisa
menangguhkan komunikasi kita sampai datangnya suasana yang menyenangkan. Akan
tetapi, tidak jarang pula kita harus melakukannya pada saat itu juga. Disini
factor manusiawi sangat penting.
B.Pemilihan
Media Komunikasi
seperti telah
disinggung dimuka, media komunikasi banyak jumlahnya, mulai dari yang
tradisional sampai yang modern dewasa ini dipergunakan. Kita bisa menyebut
umpamanya kentongan, bedug, pagelaran kesenian, surat,papan umumnya dapat
diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetakan, visual,aural,dan audio
visual.
Untuk mencapai sasaran
komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media,
bergantung pada tujuan akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik
yang akan dipergunakan
C.
Pengkajian Tujuan Pesan Komukasi
Pesan komunikasi
(massage) mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil,
apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi . seperti
telah disinggung dimuka, apapun tekniknya, pertama komunikasi harus mengerti
pesan komunikasi itu.
Seperti telah diterangkan pada bab1 pesan
komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambing. Isi pesan komunikasi bisa satu ,
tetapi lambing yang dipergunakan bisa macam-macam. Lambing yang bisa
dipergunakan untuk menyampaikan isi komukasi ialah bahasa, gambar,warna, kial
dan sebagainya. Dalam kehidupan seharihari banyak isi psan komunikasi yang
disampaikan kepada komikan dengan menggunakan gabungan lambing, seperti pesan
komunikasi melalui surat kabar, film,atau televisi.
Dalam melancarkan komunikasi, kita harus
berupaya mnghindari pengucapan kata-katayang mengandung pengertian
konotatif.jika terpaksa harus kita katakana karena tisak ada perkatakan lain yang
tepat, maka kata yang diduga mengandung pengertian konotatif itu perlu diberi
penjelasan mengenai makna yang dimaksudkan. Jika dibiarkan , bisa menimbulkan
interpretasi yang alah
1)
Peranan Komikator dalam Komunikasi
Ada factor yang
pentingpada diri komunikator bila ia melancarkan komukasi yaitu, daya tarik
sumber dan kreadibilitas sumber .
A) Daya tarik sumber
Seorang komunikator
akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku
komunikan melalui mekanisme saya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator dengan nya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang
dilancarkan oleh komunikator.
2)
Kredibilitas sumber
Factor kedua yang bisa
menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunan pada komunikator .
kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki
seorang komunikator. Seorang dokter akan kepolisian akan memperoleh kepercayaan
bila ia membahas soal keamanan dan ketertiban masyarakat. Seorang duta besar
akan mendapat kepercayaan kalau ia berbicara mengenai situasi internasionl dan
sebagainya
B.
KAITAN STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN SISTEM KOMUNIKASI
1.SISTEM
KOMUNIKASI SECARA MAKRO VERTIKAL
Berbicara
mengenai sistem komunikasi berarti berbicara mengenai sistem masyarakatdan
berbicara tentang manusia. Oleh karena itu, pendekatannya seyogyanya dilakukan
secara makro dan secara mikro, baik prosesnya secara vertical maupun secara
horizontal .
a)
Pengaruh sistem pemerintahan
Bahwa sistem
pemerintahan besar sekali pengaruhnya terhadap sistem komunikasi, dialami oleh
orang orang Indonesia yang telah mengalami hidup dalam tiga zaman , yaitu zaman
penjajahan belanda , zaman penjajahan jepang, dan zaman kemerdekaan .
“communication always
involves at least one massage, transmited by a source, via a medium , to a
receiver, within a situational context,” demikian kata Herbert W.Simons dalam
bukunya , Persuasion.Understanding, practice and Analysis
Melalui pers,radiodan televisilah para
komunikator pusat dapat berkomunikasi secara cepat, serempat,dan langsung
kepada masyarakat . dibanding dengan negara-negara lain bahkan dengan negara
negara yang sudah majupun. Indonesia tidak begitu ketinggalan dalam hal
penggunaan media massa ini ditinjau dari sejarah ekstensinya . Pers sudah sudah
ada di Indonesia sejak tahun 1744 dan sejak tahun 1908 membawa pesan pesan
nasional.
b)
Pengaruh televise dan radio
Pengaruh televise
terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek
kehidupan pada umumnya. Bahwa televise menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan
pada masyarakat Indonesia sudah banyak yang mempengaruhi dan merasakannya .
Dari semua keputusan tersebut jelaslah
bahwa pemerintah menaruh perhatian yang besar terhadap masalah video itu,
kebijakan tu amat tepat karena video dalam hal dampaknya pada masyarakat
melebihi film yang diputar digedung bioskop
dan televise yang penyiarannya dikelola secara tunggal oleh TVRI milik
pemerintah.
Seperti diterangkan dimuka, pengaruh
video terhadap sistem komunikasi adalah tersisihnya waktu untuk proses
komunikasi antara pemerintah dan khalayak yang justru digalakkan dalam rangka
akseleras nasional dan pembangunan manusia seutuhnya.
c)
Pengaruh Direct Broadcasting Satellite
Revolusi elektronik
pada abad kedua puluh sekarang ini dilengkapi dengan hasil penemuan baru
dibidang teknologi komunikasi melalui satelit buaatan.sejak Indonesia sebagai
negara ketiga didunia . pada bulan Agustus 1976 mengoprasikan sistem komunikasi
satelit domestic (SKSD)Palapa kemudian pada bulan juni 1983, teknologi
komunikasi hasil penemuan berikutnya menimbulkan masalah baru
Selama pemerintah belum mampu hidup
diatas kaki sendiri, dalam arti kata masih mengandalkan pinjaman dari luar
negeri, pengoprasian benda mewah dan tidak menyangkut kesejahteraan rakyat
secara langsung seperti DBS itu seyogyanya dipikirkan terlebih dulu secara
langsung
d)
Pengaruh New Internasional Informational Order
Setiap perubahan
didunia yang menyangkut komunikasi pasti berpengaruh kepada negara lain,
termasuk Indonesia. Para ahli komunikasi dinegara-negara yang sedang berkembang
yang dalam konstrelasi politik dikategorikan sebagai dunia ketiga atau negara
negara nomblok.
Demikian antara lain keputusan penting
diantara berbagai keputusan yang dihasilkan oleh Konferensi Menteri Penerangan
Negara-negara nonblok yang nasional baru bidang Informasi dan Komunikasi
sebagaimana disebutkan dimuka
Jelas bahwa keputusan itu akan
brpengaruh pada sistem komunikasi di Indonesia, terutama komunikasi melalui
media massa baik media cetak maupun media elektronik, karena berita berita dari
luar negeri yang besar sekali dampaknya pada rakyat-sebagaimana diterangkan
pada bab terdahulu penyebarannya selama ini didominasi oleh kantor kantor
berita negara negara maju.
2.SISTEM
KOMUNIKASI SECARA MIKRO HORIZONTAL
Yang dimaksud dengan
sistem komunikasi secara mikro horizontal disini lah komunkasi sosial antarisan
dalam tingkat status sosial yang hamper sama dan terjadi dalam unit-unit yang
relative kecil.
a)
Komunikasi di Daerah Perkotaan
Komunikasilah yang
menghubungkan manusia itu. Tak mungkin manusia bisa hidup sebagai manusia tanpa
komunikasi. Semakin banyak manusia berada dalam suatu tempat, semakinbanyak
jaringan dan jalur komunikasi ditempat itu, akan tetapi, dibandingkan dengan di
daerah pedesaan dimana pergaulan hidup umumnya merupakan apa yang disebut
Ferdinand Tonnies ditempat itu. Akan tetapi, dibandingkan dengan didaerah pedesaan
dimana pergaulan hidup umumnya merupakan cirri pergaulan hidup dalam
Gesellschaft adalah rasional tak pribadi dinamika dengan sendirinya
demikiannlah pula cirri komunikasi didaerah perkotaan.
Demikiannlah komunikasi antarpersona
bermedia ditinjau secara mikro horizontal didaerah perkotaan, yang bukan tidak
mungkin akan terjadi juga di masyarakat Indonesia seperti halnya di
negara-negara yang sudah maju.
b)
Komunikasi di Daerah Pedesaan
Jika ditinjau secara
makro vertical, omunikasi melalui media massa di daerah perkotaan berlangsung
dengan one-step flow model atau model arus satu arah perkotaan berlangsung
melalui masssa itu didaerah pedesaan berlangsung dengan two-step flow atau
model arus dua tahap.
Unsur-unsur
dalam proses komunikasi
Penegasan
tentang unsur-unsur dalam proses komunkasi itu adalah sebagai berikut:
·
Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada
seseorang atau sejumlah orang
·
Encoding : penyandingan yakni proses pengalihan pikiran
kedalam bentuk lambing
·
Massage : pesan yang merupakan seperangkat lambing
bermakna yang disampaikan oleh komunikator
·
Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari
komunkator pada komunikan
·
Decoding: pengawasandian, yakni proses dimana komunkan menetapkan
makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikan kepadanya
·
Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator
·
Response : tangapan, seperangkat reaksi pada komunikan
setelah diterima pesan
·
Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila
tersampainya atau disampaikan kepada komunikator
·
Noise: gangguan tak berencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda
dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Model komunikasi
diatas menegaskan factor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunkatior
harus tahu khaylayak mana yang dijadikan sasaran dan tanggapan apa yang
diinginkannya, ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan
bagaimana komunikan sasaran biasanyamenyandi pesan . komunikator harus
mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran
Komunikator akan dapat menyandi dan
komunikan akan dapat mengawasi sandi hanya dalam istilah pengalaman yang
dimiliki masing masing . memang ini merupakan beban bagi komunikator dari
strata sosial yang satu ingin berkomunikasi secara efektif dengan komunikan
darfi strata sosial yang lain. Akan tetapi, dalam teori komunikasi dikenal
istilah empathy, yang artinya kemampuan memproyeksikan diri kepada peranan
orang lain. Jadi, meskipun antara komunikator dan komunikan terdapat perbedaan
dalam kedudukan, jnis pekerjaan, agama, suku, bangsa, tingkat pendidikan,
ideology, dan lain lain. Jika komunikator bersikap empatik, komunikasi tidak akan
gagal.

Gambar 2.
Unsur-unsur yang mempengaruhi pemahaman
Demikianlah fungsi
fungsi komunikasi massa menurut beberapa pakar kenamaan. Jelas kiranya bahwa
pernyatakan mengenai fungsi komunikasi massa dimasyarakat akan sejajar dengan
pernyataan mengenai bagaimana fungsi media pada taraf individual. Apalagi
analisis kita alihkan dari analisis makro ke analisis mikro, maka pada taraf
individual, pendekatan fungsional diberi nama umum uses and gratifications
model atau model penggunaan pembuasan” secara sederhana model ini menyatakan
bahwa khalayak memiliki kebutuhan dan dorongan yang dipuaskan dengn menggunakan
media. Dewasa ini kebanyakan media massa melancarkan kegiatannya dengan model
tersebut sebagai pendekatan fungsional.
Dari paparan diatas, fungsi fungsi
komunikasi dan komunikasi massa yang begitu banyak itu dapat disederhanakan
menjadi empat fungsi saja, yakni:
·
Menyampaikan informasi (to inform)
·
Mendidik ( to educate)
·
Menghibur (to entertain)
·
Mempengaruhi (to influence)
BAB II
STRATEGI KOMUNIKASI
A.FUNGSI
STRATEGI KOMUNIKASI
1.Tujuan
Sentral Dalam Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan managemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya.
Demikian
pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi
dengan managemen komunikasi. Strategi komunikasi ini harus mampu menjunjukkan
bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dalam kondisi
Apakah
tujuan sentral strategi komunikasi itu? R.Wayne Pace, Brent D.Peterson, dan
,Dallas Burnett dalam bukunya . Techiques
for effective communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan
komunikasi terdiri atas tujuan utama, yaitu:
To secure understanding
To establish acceptance
To motivate action
Pertama adalah to secure understanding,
memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sduah
dapat mengerti dan menerima pesan. Maka penerimanya itu harus dibina . pada
lahirnya kegiatan dimotivasikan .
Strategi komunikasi
sudah tentu bersifat makro yang dalam prosesnya berlangsung secara vertical
pyramidal.
Para komunikator yang berada dipuncak
kelembagaan negara-apakah pihak eksekutif-legislatif-atau yudikatif-menggunakan
media, baik media massa maupun media nirmassa melalui janjang hierarki menurun
ke bawah. Mestinya komunikasi vertical itu, tidak hanya berlangsung dari atas
kebawah ke atas.
Pada
kenyataannya memang setiap media memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga
pada akhirnya saling mengisi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, setiaop
penemuan baru dalam bidang media komunikasi tidak pernah mematikan media yang
dioperasikan sebelumnya . ketika radio ditemukan , menajdi tidak menyisihkan
pers, tatkala televise ditemukan ia tidak mematikan film dan radio.
Semua
meida komunikasi penting bagi pemerintah untuk dioperasionalkan dalam rangka
mencapai tujuan, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tidak
saja tujuan dalam lingkungan nasional,tetapijuga internasional.
Itu
tujuan setiap pesan komunikasi yang merupakan misi dari media yang
penyiarkannya, dan ini jelas harus “setela”(in tune) dengan tujuan komunikator
kepada komunikan sebagai sasarannya, yakni sebagaimana dinyatakan dimuka, yaitu
to sucure understanding, to establish
acceptance, dan to motivate action . Peristiwa komunikatif ini melibatkan
komunikator dengan segala kemampuannya dan komunikan dengan segala cirri dan
sifatnya itulah manusia yang harus paling banyak diperhitungkan dalam menyusun
strategi komunikasi.
2.KORELASI
ANTAR KOMPONEN DALAM STRATEGIS KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan
proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategis komunikasi diperlukan suatu
pemikiran dengan memperhitungkan factor factor pendukung dan factor-faktor
penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategis itu diperhatikan
komponen-komponen komunikasi dan factor factor pendukung dan penghambat pada
setiap komponen tersebut. Kita mulai secara berturut-turut dari komunikan
sebagai komunikasi,media,pesan,dan komunikator
a.Mengenali
sasaran komunikasi
sebelum
kita melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa siapa yang akan
menjadi sasaran komunikasi kita itu. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan
komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau agar komunikan
melakukan tindakan tertentu . apapun tujuannya, metodenya dan banyaknya
sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut.
1)
Factor kerangka referensi
Pesan komukasi yag
akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi
sebagaimana telah disinggung dalam bab 1
Kerangka referensi seseorang terbentuk
dalam dirinya sebagai hasil dalam paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup,
norma hidup, status sosial,ideology, cita cita dan sebagainya
Kerangka referensi seseorabng akan
berbeda dengan orang lain. Ada yang berbeda secara ekstrem seperti antara murid
SD dengan seoarng mahasiswa seorang petani dengan seorang diplomat. Ada
perbedaan yang gradual saja seperti seorang perwira dengan seorang perwira lalu
sama sama lulusan akabri.
2)
Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksudkan
dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan
menerima pesan yang kita sampaikan . situasi yang bisa menghambat jalannya
komunikasi dilancarkan.yang dapat diduga sebelumnya umpannya mengadakan rapat
dengan para karyawan pada waktu gajian atau berpidato dalam suatu malam
kesenian pada saat para hadirin mengharapkan hibran segera dimulai. Yang
pertama dapat dihindari dengan menangukan atau memajukan harinya, sedangkan
yang kedua dengan memberikan pidato singkat , tetapi padat.
Yang dimaksudkan dengan kondisi disini
ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fiisik dan psikis komunikan
pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif
apabila komunikan sedangkan marah,sedih,bingung,sakit,atau lapar. Dalam
menghadapi komunikan dengan kondisi seperti itu, kadang kanag kita bisa
menangguhkan komunikasi kita sampai datangnya suasana yang menyenangkan. Akan
tetapi, tidak jarang pula kita harus melakukannya pada saat itu juga. Disini
factor manusiawi sangat penting.
B.Pemilihan
Media Komunikasi
seperti telah
disinggung dimuka, media komunikasi banyak jumlahnya, mulai dari yang
tradisional sampai yang modern dewasa ini dipergunakan. Kita bisa menyebut
umpamanya kentongan, bedug, pagelaran kesenian, surat,papan umumnya dapat
diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetakan, visual,aural,dan audio
visual.
Untuk mencapai sasaran
komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media,
bergantung pada tujuan akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik
yang akan dipergunakan
C.
Pengkajian Tujuan Pesan Komukasi
Pesan komunikasi
(massage) mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil,
apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi . seperti
telah disinggung dimuka, apapun tekniknya, pertama komunikasi harus mengerti
pesan komunikasi itu.
Seperti telah diterangkan pada bab1 pesan
komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambing. Isi pesan komunikasi bisa satu ,
tetapi lambing yang dipergunakan bisa macam-macam. Lambing yang bisa
dipergunakan untuk menyampaikan isi komukasi ialah bahasa, gambar,warna, kial
dan sebagainya. Dalam kehidupan seharihari banyak isi psan komunikasi yang
disampaikan kepada komikan dengan menggunakan gabungan lambing, seperti pesan
komunikasi melalui surat kabar, film,atau televisi.
Dalam melancarkan komunikasi, kita harus
berupaya mnghindari pengucapan kata-katayang mengandung pengertian
konotatif.jika terpaksa harus kita katakana karena tisak ada perkatakan lain yang
tepat, maka kata yang diduga mengandung pengertian konotatif itu perlu diberi
penjelasan mengenai makna yang dimaksudkan. Jika dibiarkan , bisa menimbulkan
interpretasi yang alah
1)
Peranan Komikator dalam Komunikasi
Ada factor yang
pentingpada diri komunikator bila ia melancarkan komukasi yaitu, daya tarik
sumber dan kreadibilitas sumber .
A) Daya tarik sumber
Seorang komunikator
akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku
komunikan melalui mekanisme saya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator dengan nya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang
dilancarkan oleh komunikator.
2)
Kredibilitas sumber
Factor kedua yang bisa
menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunan pada komunikator .
kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki
seorang komunikator. Seorang dokter akan kepolisian akan memperoleh kepercayaan
bila ia membahas soal keamanan dan ketertiban masyarakat. Seorang duta besar
akan mendapat kepercayaan kalau ia berbicara mengenai situasi internasionl dan
sebagainya
B.
KAITAN STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN SISTEM KOMUNIKASI
1.SISTEM
KOMUNIKASI SECARA MAKRO VERTIKAL
Berbicara
mengenai sistem komunikasi berarti berbicara mengenai sistem masyarakatdan
berbicara tentang manusia. Oleh karena itu, pendekatannya seyogyanya dilakukan
secara makro dan secara mikro, baik prosesnya secara vertical maupun secara
horizontal .
a)
Pengaruh sistem pemerintahan
Bahwa sistem
pemerintahan besar sekali pengaruhnya terhadap sistem komunikasi, dialami oleh
orang orang Indonesia yang telah mengalami hidup dalam tiga zaman , yaitu zaman
penjajahan belanda , zaman penjajahan jepang, dan zaman kemerdekaan .
“communication always
involves at least one massage, transmited by a source, via a medium , to a
receiver, within a situational context,” demikian kata Herbert W.Simons dalam
bukunya , Persuasion.Understanding, practice and Analysis
Melalui pers,radiodan televisilah para
komunikator pusat dapat berkomunikasi secara cepat, serempat,dan langsung
kepada masyarakat . dibanding dengan negara-negara lain bahkan dengan negara
negara yang sudah majupun. Indonesia tidak begitu ketinggalan dalam hal
penggunaan media massa ini ditinjau dari sejarah ekstensinya . Pers sudah sudah
ada di Indonesia sejak tahun 1744 dan sejak tahun 1908 membawa pesan pesan
nasional.
b)
Pengaruh televise dan radio
Pengaruh televise
terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek
kehidupan pada umumnya. Bahwa televise menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan
pada masyarakat Indonesia sudah banyak yang mempengaruhi dan merasakannya .
Dari semua keputusan tersebut jelaslah
bahwa pemerintah menaruh perhatian yang besar terhadap masalah video itu,
kebijakan tu amat tepat karena video dalam hal dampaknya pada masyarakat
melebihi film yang diputar digedung bioskop
dan televise yang penyiarannya dikelola secara tunggal oleh TVRI milik
pemerintah.
Seperti diterangkan dimuka, pengaruh
video terhadap sistem komunikasi adalah tersisihnya waktu untuk proses
komunikasi antara pemerintah dan khalayak yang justru digalakkan dalam rangka
akseleras nasional dan pembangunan manusia seutuhnya.
c)
Pengaruh Direct Broadcasting Satellite
Revolusi elektronik
pada abad kedua puluh sekarang ini dilengkapi dengan hasil penemuan baru
dibidang teknologi komunikasi melalui satelit buaatan.sejak Indonesia sebagai
negara ketiga didunia . pada bulan Agustus 1976 mengoprasikan sistem komunikasi
satelit domestic (SKSD)Palapa kemudian pada bulan juni 1983, teknologi
komunikasi hasil penemuan berikutnya menimbulkan masalah baru
Selama pemerintah belum mampu hidup
diatas kaki sendiri, dalam arti kata masih mengandalkan pinjaman dari luar
negeri, pengoprasian benda mewah dan tidak menyangkut kesejahteraan rakyat
secara langsung seperti DBS itu seyogyanya dipikirkan terlebih dulu secara
langsung
d)
Pengaruh New Internasional Informational Order
Setiap perubahan
didunia yang menyangkut komunikasi pasti berpengaruh kepada negara lain,
termasuk Indonesia. Para ahli komunikasi dinegara-negara yang sedang berkembang
yang dalam konstrelasi politik dikategorikan sebagai dunia ketiga atau negara
negara nomblok.
Demikian antara lain keputusan penting
diantara berbagai keputusan yang dihasilkan oleh Konferensi Menteri Penerangan
Negara-negara nonblok yang nasional baru bidang Informasi dan Komunikasi
sebagaimana disebutkan dimuka
Jelas bahwa keputusan itu akan
brpengaruh pada sistem komunikasi di Indonesia, terutama komunikasi melalui
media massa baik media cetak maupun media elektronik, karena berita berita dari
luar negeri yang besar sekali dampaknya pada rakyat-sebagaimana diterangkan
pada bab terdahulu penyebarannya selama ini didominasi oleh kantor kantor
berita negara negara maju.
2.SISTEM
KOMUNIKASI SECARA MIKRO HORIZONTAL
Yang dimaksud dengan
sistem komunikasi secara mikro horizontal disini lah komunkasi sosial antarisan
dalam tingkat status sosial yang hamper sama dan terjadi dalam unit-unit yang
relative kecil.
a)
Komunikasi di Daerah Perkotaan
Komunikasilah yang
menghubungkan manusia itu. Tak mungkin manusia bisa hidup sebagai manusia tanpa
komunikasi. Semakin banyak manusia berada dalam suatu tempat, semakinbanyak
jaringan dan jalur komunikasi ditempat itu, akan tetapi, dibandingkan dengan di
daerah pedesaan dimana pergaulan hidup umumnya merupakan apa yang disebut
Ferdinand Tonnies ditempat itu. Akan tetapi, dibandingkan dengan didaerah pedesaan
dimana pergaulan hidup umumnya merupakan cirri pergaulan hidup dalam
Gesellschaft adalah rasional tak pribadi dinamika dengan sendirinya
demikiannlah pula cirri komunikasi didaerah perkotaan.
Demikiannlah komunikasi antarpersona
bermedia ditinjau secara mikro horizontal didaerah perkotaan, yang bukan tidak
mungkin akan terjadi juga di masyarakat Indonesia seperti halnya di
negara-negara yang sudah maju.
b)
Komunikasi di Daerah Pedesaan
Jika ditinjau secara
makro vertical, omunikasi melalui media massa di daerah perkotaan berlangsung
dengan one-step flow model atau model arus satu arah perkotaan berlangsung
melalui masssa itu didaerah pedesaan berlangsung dengan two-step flow atau
model arus dua tahap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar