Jumat, 07 Oktober 2016

REVIEW JURNAL SEJARAH ILMU PEMETAAN

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU PEMETAAN Oleh Nella Risa Ginting (1) dan Yar Johan (1) Email : risanella60@yahoo.co.id ABSTRAK Pulau-pulau yang menjadi cikal bakal dari kepulauan Indonesia mulai terbentuk sekitar 50juta tahun lalu (Mya) pada periode Quete Mary sekitar 2juta tahun lalu hingga sekarang itulah proses utama pembentukan kepulauan Indonesia . Sekitar 1 juta tahun lalu pada saat Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Borneo masih menyatu dengan semenanjung Asia disebut dengan “Paparan Sunda” Sejarah awal survey dan pemetaan yang terdokumentasi oleh sejarah pada saat ini menunjukkan perkembangan ilmu dibidang survey yang pertama kali terdapat di daerah Mesir . Nusantara yang kita diami ini merupakan warisan dunia yang tiada tara . Belasan ribu pulaunya tersembunyi diatas perairan dangkal yang luas disebut Benua Maritim . Wilayahnya yang subur dan kaya keragaman hayatinya sejak dulu dari incaran bangsa lain dimuka bumi ini jejak-jejak kehadiran para penjelajah dan penjajah itu terbaca dalam peta yang mereka buat Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumberdaya dan pesisir dan lautan yang sangat besar potensi sumberdaya ala mini perlu dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara oprimal bagi kesejahteraan bangsa Indonesia dengan baik agar dapat dimanfaatkan sevcara baik pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan lautan yang baik diperlukan metode pendekatan multifungsi ilmu yang meliputi berbagai aspek seperti , Ospek pemanfaatkan sumberdaya . Kata kunci : Pemetaan, sejarah, perkembangan, fungsi, peta PENDAHULUAN Sejarah awal survey dan pemetaan yang terdokumentasi oleh sejarah pada saat ini menunjukkan perkembangan ilmu dibidang survey yang pertama kali terdapat di daerah Mesir . Herodotus menjelaskan bahwa di era sesostris sekitar 1400 SM tanah Mesir dibagi kedalam sebuah gambar untuk tujuan perpajakan, Sungai nil menyapu sebagian kedalam dari plot dan surveyor ditunjuk untuk menggantikan batas pada awalnya surveyor ditunjuk untuk menggantikan batas dan sebagai penanda suatu jaraknya (Budhiman,2002) Wilayah pesisir dan lautan merupakan daerah yang mempunyai potensi sumberdaya alam yang besar dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pembangunan. Sumberdaya di wilayah pesisir dan lautan secara garis besar terdiri dari tiga kelompok yaitu: 1. Sumber daya dapat pulih (renewable resources) meliputi hutan bakau, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, sumberdaya perikanan laut dan bahanbahan bioaktif 2. Sumberdaya tidak dapat pulih (nonrenewable resources) meliputi minyak bumi dan gas alam serta seluruh mineral dan geologi (Sutanto,1986) 3. Jasa-jasa lingkungan, meliputi fungsi kawasan pesisir dan lautan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, media transportasi dan komunikasi, sumber energi (seperti: Ocean Thermal Energy Conversion, energy dari gelombang laut dan energi pasang surut), sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, penampungan limbah, pengatur iklim, dan sistem penunjang kehidupan serta fungsi ekologis lainnya.(Sutanto,1986) Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang sangat besar dan beragam. Beberapa sumber daya tersebut misalnya sumber daya perikanan tangkap dan perikanan budidaya, hutan bakau yang yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai, terumbu karang yang sangat produktif dan khas terdapat di daerah tropis dan sumber daya lainnya. Namun demikian dalam pengelolaan wilayah pesisir dan lautan masih menghadapi masalahnya (Trisakti,2005) SEJARAH PEMETAAN DIDUNIA Awal Orang-orang Yunani Dan Romawi terus menyempurkan pembuatan seni pembuatan peta yang berpuncak pada karya Claudius Pholemaeus Ptotemy adalah seorang ahli geografi, matematika dan astronom yang tinggal di Romawi Mesir pada sekitar 150tahun setelah masehi ia dikenal dengan menerbitkan sebuah karya ilmiah berjudul “Geographia” ini berisi ribuan referensi dan peta berbagai belahan dunia beserta dengan garis bujur dan garis lintang. Akhirnya sistem isi merevolusi sistem pemikiran akhirnya geografis eropa dengan memberlakukan aturan matematika untuk pembuatan komposisi peta karya eropa dan islam hingga masuk ke zaman Renaissance atau zaman kebudayaan tahun 1500an (Dasanto,2000) . Di Eropa selama periode ini ada sedikit kemajuan dalam meningkatkan ilmu pemetaan dan geografi seperti, peta-peta yang dihasilkan dalam bicara-bicara semangat keagaan cendrung mendominasi pemetaan salah satu perkembangan yang menarik adalah adopsi dari prinsip yang dimiliki Yerusalem ditengah peta dunia dan orient (Asia) di atas peta juga dijadikan sebagai tampilan malaikat dan gambar-gambar monster imajinasi . didalam Ilsam kajian-kajian ilmu pemetaan dan geografi memiliki kemajuan . sebuah sarjana arab yang menetap di Istana Raja Roger . Pada periode sekitar 11.54 dia menghasilkan sejumlah peta dunia yang beredar dan buku geografis buku paling pertama adalah “The Amusement of Him who desires to traverse the Earth” menggunakan design ini sebagai dasar peta mereka (Dasanto,2000) Setelah abad pertengahan Di Eropa periode Renaissance membawa banyak perubahan signifikan yang sangat berpengaruh terhadap pemetaan diantaranya, penemuan mesin cetak oleh Johanes Guttenberg pada tahun 1440, hal ini berarti bahwa bicara yang mengemban agama tidak lagi didominasi oleh produksi peta Penjelahan beserta penemuan Amerika dan hubungan dengan Asia mengakibatkan kepentingan yang lebih besar untuk melakukan migrasi . Pertumbuhan rumah penerbitan atau percetakan yang menghasilkan peta yang dapat diakses oleh semua orang bukan hanya kalangan elit . (Dwi,2000) Pertumbuhan pendidikan untuk umum yang membawa akan hausnya ilmu pengetahuan dan hal ini dibantu dengan pembentukan lembaga pendidikan yang didirikan pada tahuun 1666 untuk mendorong penelitian ilmiah, termasuk peningkatan pemetaan dan navigari charting . Pada akhirnya 1700an peta yang menampilkan sebuah tema mulai muncul ini digunakan untuk merekam penyebaran dari kejadian khusus artinya lokasi dari orang-orang yang dimiliki penyakit menular atau luasnya kondisi tempat yang terkena banjir semakin beriringnya waktu pembuatan dan pengemban peta telah menjadi sangat kompleks dan lebih akurat terutama karena pemahaman akan kondisi bumi ilmu matematika dan geografi yang semakin diperluas (Dwi,2000) Era Modern Pada masa ini atau zaman modern ini pengelolaan pembuatan peta telah sangat jauh dikembangkan dengan teknologi dengan teknologi yang sangat canggih diantaranya dengan menggunakan sistem satelit modem dan teknik survey, koreografer, komtemporen pada saat ini yang dapat mengukur dan memetakan dengan presisi dan konsistensi yang sangat tinggi hingga pada akhirnya peta yang telah menadi elemen yang sangat penitng untuk sebagian besar dibidang usaha manusia . KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dari jurnal yang ada adalah pada abad-abad yang pada awalnya hanya dijadikan sebagai pernyataan agama dan pernyataan artistic seiring berjalannya waktu pembuatan dan pengembangan pta telah menjadi sangat kompleks dan lebih akurat terutama karena pemahaman akan kondisi bumi. Ilmu matgematika dan geografi dan pada masa kini pemetaan sudah berkembang hingga menggunakan satelit dan teknik survey DAFTAR PUSTAKA Budhiman S,2002.Application of Landsat TM data dan Geographic information system for invertonyng.PORSEC 2002.2(2):798-803 Dasanto,Dwi,2000.Analisis kerentanan dan resiko banjir daerha.Jurnal Penginderaan Jarak Jauh.2(8):160-168 Sutanto,1986.Pengindraan jauh jilid1.Gajah mada University.Jurnal 1(8):200-210 Trisakti,B.2005.Study of MODUS-Qua int J remote sensing.2(7):19-31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar