1.Persyaratan
kesehatan penyelaman
Jawaban :
Persyaratan penyelam
Psikologi
Keadaan Umum
Umur
Pekerjaan
Obat-obatan
Jantung
Paru-paru
Hidung dan Tenggorokan
Telinga
Mata
Otak
A. PENGARUH KEJIWAAN
(Efek Psikologis)
Hubungan antara
penyelam dan kepribadian dengan tingkat kecerdasan, kesegaran jasmani, tabah
secara emosionil dan biasanya dapat berdiri sendiri.
Kondisi tingkat
gangguan syaraf rendah sehingga tidak mudah gelisah
Gangguan Kejiwaan
Pengaruh Kejiwaan
Phobic Anxiety
•
Rasa takut tidak
beralasan
•
Membahayakan orang
lain dan penyelaman selanjutnya
Claustrophobia
•
Rasa takut pada ruang
tertutup
•
Kondisi penyelaman
visibilitas buruk
Anxiety
•
Kegelisahan
•
Ketakutan karena
kemalangan sehingga naik terlalu cepat
Ilusi
•
Salah tafsir terhadap
benda karena visibilitas buruk
•
Kegelisahan
meningkatkan rasa sugesti beragam rupa
Blue Orb Syndrome
•
Rasa takut akan
luasnya dasar laut
Kelainan fisiologis
•
Berupa pembiusan, gas
lebam, hypoxia, dll
•
Timbul reaksi
kejiwaan bergantung kepribadian
B. NYARIS TENGGELAM (Near
Drowning)
Terhisapnya air masuk
ke dalam paru-paru
Hipoksia
•
Kekurangan oksigen
•
Terutama pada organ
otak dan jantung
Asidosis Darah
•
Darah lebih asam
•
pH menurun
Hemokonsentrasi
•
Pengentalan darah
Edema Paru
•
Pembengkakan jaringan
paru
C. SINDROMA TERTELAN
AIR ASIN (Salt Water Aspiration Syndrome)
Reaksi kimiawi akut
di kantong udara dalam paru-paru karena menelan air asin
D. PENYAKIT
PENYELAMAN
Beberapa penyakit
umum yang terjadi selain dari kondisi psikologis baik berupa kandungan gas
dalam udara hingga perubahan kondisi organ vital seperti jantung
Kondisi Penyelaman
Penyakit Penyelaman
BAROTRAUMA
(Pengerutan)
Kerusakan jaringan
yang terjadi akibat dari ketidak-seimbangan tekanan pada rongga udara dalam
tubuh dengan jaringan tubuh
Waktu Turun
Squeeze
Sinus
•
Sumbatan pada saluran
udara (atau ostia)
Paru
•
Penyelaman tahan
napas
Tubuh
•
Penggunaan helm keras
•
Turun terlalu cepat
Muka
•
Masker terlalu ketat
pada muka
Kulit
•
Pakaian selam kering
Gigi
•
Rongga udara kecil
pada akar gigi terinfeksi atau di sekitar tambalan
Telinga
•
Luar: sumbatan
telinga bagian luar
•
Tengah: sumbatan pada
Tuba Eustachius
•
Dalam: komplikasi dan
“prosedur Valsava” terlalu kuat
Waktu Naik
Barotrauma
Paru
•
Kerusakan jaringan
paru-paru
•
Mediastinum (Surgical) empisema
•
Pheumothorax (udara dalam rongga dada)
•
Emboli Udara
Saluran Pencernaan
•
Minum minuman
berbusa/bersoda
Gigi
•
Akibat barotrauma
gigi waktu turun
•
Naik terlalu cepat
Sinus
•
Akibat barotrauma
sinus waktu turun
•
Naik terlalu cepat
•
Aliran udara selama
naik tersumbat
Telinga
•
Sakit kepala ringan
sebelum menyelam
•
Tuba Eustachius
tersumbat
DEKOMPRESI
Pembentukan gelembung
yang berlebihan dalam tubuh dan melalukan dekompresi terlalu cepat
Persendian
•
“bends”
Susunan Syaraf
•
Otak
•
Tulang belakang
Saluran pencernaan
•
Gelembung pada
dinding usus
Jantung dan Paru-Paru
•
“chokes”
Kulit
•
Gatal-gatal
Darah
•
Gangguan pembekuan
dan pengentalan darah
NITROGEN NARKOSIS
(“NARKS”)
Nitrogen mempunyai
pengaruh yang mengakibatkan keracunan, dan seperti halnya alkohol, pengaruhnya
bisa menggembirakan dan mencelakakan.
Peningkatan narks
•
Intelejensia rendah
•
Kelelahan/kerja
berat, kegelisahan, kurang pengalaman
•
Dingin
•
Minum alkohol
•
Daya pandang buruk
•
Gangguan oksigen dan
karbon dioksida
Pengurangan narks
•
Motivasi kuat untuk
melakukan tugas tertentu
•
Aklimatisasi
•
Toleransi terhadap
peminum alkohol
OKSIGEN
HYPOXIA (kekurangan
oksigen)
Penyebab kekurangan
oksigen: kadar oksigen rendah, terlalu lama menahan nafas, suplay udara yang
tidak lancar.
Gejala: denyut nadi
dan tekanan darah meningkat, bibir menjadi biru.
KARBON DIOKSIDA (CO2)
Hypercapnia (Kelebihan CO2)
Gejala: sakit kepala yang berdenyut-denyut di daerah dahi, napas yang
pendek, cepat dan dalam, muka menjadi merah dan berkeringat hingga tidak
sadarkan diri.
Hypocapnia (Kekurangan CO2)
Dapat terjadi sebagai akibat dari hyperventilasi, bernapas terlalu cepat.
CARBON MONOKSIDA
Dapat terjadi akibat
gas yang dihirup oleh penyelam terkontaminasi oleh gas CO. Akibat pengisian
tabung SCUBA dimana udara yang dihisap oleh kompresor dekat dengan knalpot
pembuangan.
Gejala: sakit kepala,
pusing, mual, warna merah yang tidak normal pada bibir kuku atau kulit.
BLEEDING
Keluarnya darah segar
pada hidung, telinga, mulut, atau luka akibat aktifitas penyelaman yang
disebabkan :
- Pendarahan dari mulut akibat tergigit saat kejang
- Robeknya paru-paru pada emboli udara
- Pendarahan dari hidung akibat sinus atau equalisasi yang terlalu kuat pada telinga
- Pecahnya gendang telinga
- Luka goresan, tusukan atau benturan dengan benda keras selama penyelaman
HYPOTERMIA
Kehilangan panas
tubuh yang berlebihan disebabkan karena penyelaman diair yang dingin atau
terlalu lama menyelam.
Gejala awalnya adalah
kedinginan hingga menggigil hingga kehilangan kesadaran.
HYPERTERMIA
Terjadi karena
pemakaian wet suit, dry suit sehingga tubuh menjadi lelah
Gejala yang timbul
adalah kulit yang pucat, kramp ,mual, dll
Pertolongan pertama
adalah dibawa ketempat yang teduh dan dinginkan badan dengan air dingin.
HEATSTROKE
Ini merupakan
kelanjutan dari Hypertermia
Gejala yang
ditimbulkan adalah kulit yang kering, denyut nadi yang keras hingga tidak
sadarkan diri.
HEART STOPPAGE
Jantung yang berhenti
berdenyut ( serangan jantung ) yang disebabkan karena ketegangan, faktor usia, dll.
Gejala : denyut nadi
yang melemah atau berhenti sama sekali.
DYSBARIC
OSTEONECROSIS
Penyakit tulang pada
penyelam.
Terdapat rasa nyeri
dan gejala-gejala arthritis (radang sendi) serta terbatasnya pergerakan
sendi.
SINDROMA NEUROLOGIS
AKIBAT TEKANAN TINGGI (HPNS)
Terjadi pada
penyelaman dalam menggunakan campuran gas Helium-Oksigen sebagai gas
pernapasan.
Awalnya tampak
getaran otot (tremor) yang tak terkendali serta kesukaran melakukan
koordinasi gerakan.
2.Alat scuba
diving dan skin diving
Jawaban :
1. Peralatan Dasar
Selam (Skin Dive Equipment)
- Mask
Mask adalah peralatan selam yang menutupimsebagian muka terlebih daerah
mata serta hidung, dengan mempunyai manfaat : membuat kantong hawa pada mata
serta hidung penyelam pada kolom air hingga sangat mungkin penyelam bisa lihat
pada daerah kolom air, lalu masker bisa menghindar air masuk ke hidung serta
mata, sekalian menghindar munculnya iritasi. Mask sebaiknya nyaman serta kedap
air, memiliki bentuk juga mesti ikuti wujud muka pengguna. Untuk menguji
kekedapannya gunakanlah mask itu dengan tiada tali, tarik napas melewati hidung
serta lepaskan mask dari tangan. Bila tak jatuh artinya masker itu pas.
- Snorkel
Snorkel adalah pipa yang terbuat dari silicon dengan panjang pada 12
hingga 14 inch yang berperan untuk alat survival untuk menolong penyelam untuk
bernafas dipermukaan air tiada mengangkat kepala serta lihat panorama di bawah
permukaan air. Memiliki bentuk semi-fleksibel dengan tak berpenutup di bagian
atasnya.
- Fins (Kaki Katak)
Fins adalah alat selam yang mempunyai manfaat berikan kemampuan pada
kaki serta suatu perangkat penggerak untuk berenang dengan capat di perairan.
Tetapi, pada hakikatnbya fins bukan hanya di buat untuk menaikkan kecepatan
berenang, tetapi menaikkan daya kayuh. Dengan memakai alat ini kekuatan renang
kita jadi tambah 10 kali semakin besar di banding tiada memakainya. Ada tiga
jenis type fins :
a. Foot Pocket
Pas untuk aktivitas skin diving atau mungkin fins swimming, umumnya lebih fleksibel dengan letak lempeng lebih menyudut, yang mengakibatkan kaki tak gampang capek. Lebih untuk dikenakan atau mungkin mencopotnya untuk aktivitas scuba diving, juga beresiko untuk dikenakan pada aktivitas scuba diving lantaran benar-benar rawan tercopot seandainya tersangkut karang atau mungkin benda laut yang lain.
b. Open Heel
Pas untuk ekgiatan scuba diving, umumnya berlempeng lurus, semi kaku dengan lempeng lebih panjang. Type ini berikan kemampuan semakin besar, tetapi memerlukan saat penyesuaian untuk otot – otot kaki. Open heel fins memiliki keunggulan dalam hal penggunaan atau mungkin melepasnya.
c. Adjustable Open Heel
Type ini paling cocok untuk dikenakan pada scuba diving, lantaran memiliki kantong yang cukup besar untuk kaki yang menggunakan boots (pelindung kaki yang dipakai membuat perlindungan kaki dari daerah berkarang serta berbatu yang terbuat dari karet busa dengan sol keras). Umumnya ada lubang – lubang alur air di bagian atas lempengan itu. Lubang alur air ini kurangi kelelahan kaki yang dikarenakan oleh daerah negatif pada lempengan.
a. Foot Pocket
Pas untuk aktivitas skin diving atau mungkin fins swimming, umumnya lebih fleksibel dengan letak lempeng lebih menyudut, yang mengakibatkan kaki tak gampang capek. Lebih untuk dikenakan atau mungkin mencopotnya untuk aktivitas scuba diving, juga beresiko untuk dikenakan pada aktivitas scuba diving lantaran benar-benar rawan tercopot seandainya tersangkut karang atau mungkin benda laut yang lain.
b. Open Heel
Pas untuk ekgiatan scuba diving, umumnya berlempeng lurus, semi kaku dengan lempeng lebih panjang. Type ini berikan kemampuan semakin besar, tetapi memerlukan saat penyesuaian untuk otot – otot kaki. Open heel fins memiliki keunggulan dalam hal penggunaan atau mungkin melepasnya.
c. Adjustable Open Heel
Type ini paling cocok untuk dikenakan pada scuba diving, lantaran memiliki kantong yang cukup besar untuk kaki yang menggunakan boots (pelindung kaki yang dipakai membuat perlindungan kaki dari daerah berkarang serta berbatu yang terbuat dari karet busa dengan sol keras). Umumnya ada lubang – lubang alur air di bagian atas lempengan itu. Lubang alur air ini kurangi kelelahan kaki yang dikarenakan oleh daerah negatif pada lempengan.
- Bouyancy/Life Vest
Adalah rompi yang bisa berisi hawa hingga bisa berikan daya apung
positif untuk pemakainya sepanjang berenang dipermukaan air, karena seorang
penyelam bisa bergerak tiada banyak keluarkan tenaga. Juga berikan daya apung
supaya pengguna bisa beristirahat atau mungkin menyangga pemakainya pada waktu
situasi darurat.
2. Peralatan Scuba (Scuba Equipment)
Scuba adalah peralatan pernafasan di bawah permukaan air yang bisa dibawa sendiri oleh penyelam. Perlengkapan scuba menurut sistem kerjanya dibagi jadi 4 sistem :
2. Peralatan Scuba (Scuba Equipment)
Scuba adalah peralatan pernafasan di bawah permukaan air yang bisa dibawa sendiri oleh penyelam. Perlengkapan scuba menurut sistem kerjanya dibagi jadi 4 sistem :
- Sistem Sirkulasi Tertutup
Satu sistem yang memakai zat asam/oksigen murni dibekali penyerap kimia
untuk menyingkirkan zat asam arang/CO2 yang keluar dari paru-paru. Unit ini
pada hakekatnya meniupkan kembali O2 buang hawa ke dalam air. Ini adalah satu
sistem tertutup sekalipun. Unit ini digunakannya terbatas sampai kedalaman 33
feet. Pemakaian SCUBA type ini dituntut keahlian spesifik lantaran benar-benar
beresiko.
- Sistem Sirkulasi Terbuka
Terdiri dari Demand Regulator serta Tabung Hawa yang dimampatkan
(Compressed Air Tank) yaitu type alat scuba yang pada sekarang ini adalah alat
yang paling aman dipergunakan. Hawa yang dimampatkan disalurkan melewati
regulator ke penyelam, serta hawa yang sudah dihisap dibuang segera ke air
tiada dipergunakan lagi.
- Sistem Sirkulasi Semi Tertutup
Digunakan untuk operasi militer serta adalah gabungan dari sistem-sistem
sirkuit terbuka serta tertutup. Sistem ini memiliki kantong hawa, kotak
kimiawi, regulator serta tabung hawa yang dimampatkan. Sistem ini sangat
mungkin penyelam militer untuk bekerja pada kedalaman serta periode waktu yang
lama. Sistem ini membutuhkan pemanasan yang spesial dan memerlukan peralatan
pendukung yang spesial juga, sampai unit ini jarang digunakan umum.
- Sistem Gas-Campuran Sirkulasi Tertutup
Sistem ini benar-benar rumit, membutuhkan pemeliharaan spesial serta
cukup mahal. Unit ini memiliki kantong pernafasan, kotak kimiawi serta satu
alat elektronis penyaring oksigen yang bisa mengontrol jumlah O2 pada kedalaman
kian lebih 1. 000 feet, yang berikan cukup hawa untuk turun serta naik kembali
ke permukaan untuk pekerjaan-pekerjaan ilmiah dalam penggunaannya membutuhkan
latihan yang benar-benar spesial. Dari ke empat sistem yang dibicarakan untuk
selam olahraga yaitu sistem terbuka.
Didalamnya terhitung masker, fins, serta snorkel diluar itu juga ada :
a. Wet Suit
P Baju pelindung penyelam yang saat ini umum digunakan yaitu foam neoprene wet suit, bahan yang terbuat dari karet neoprene yang memiliki gelembung – gelembung busa berudara. Bahan ini tak menyerap air serta di buat dalam beragam ukuran ketebalan bahan. Adapun manfaat alat ini yaitu membuat perlindungan penyelam dari goresan karang serta pengurangan panas tubuh di bawah permukaan air. Tetapi wet suit sekalipun tak bikin penyelam jadi hangat, cuma menghindar penyelam dari kedinginan serta bukan hanya berati penyelam tak basah.
b. Weight Belt
Alat ini dipakai untuk mnengatur daya apung penyelam. Tiap-tiap penyelam memiliki daya apung yang tidak sama. Seorang penyelam di air laut tiada memakai wet suit membutuhkan berat pada 4 s/d 6 pounds untuk mengingimbangi daya apung positifnya, tengah apabila memakai wet suit membutuhkan penambahan pemberat pada 10 s/d 12 pounds di atas daya apung normal, hingga jumlah keseluruhan yang dibutuhkan seorang penyelam untuk dapat turun ke bawah berkisar pada 14 s/d 16 pounds. Untuk dasar untuk mempermudah penentuan berapakah berat yang dibutuhkan yaitu 1/10 dari berat tubuh normal untuk wet suit dengan ketebalan 3/16 inch. Weight belt mesti dibekali dengan quick release buckle yakni satu gesper pengancing yang bisa dilepaskan dengan cara cepat.
c. Tabung Selam (Aqualung)
Tabung selam adalah botol hawa yang bertekanan tinggi di buat untukmenampung hawa yang dimampatkan dengan cara aman. Tabung – tabung saat saat ini di buat dari bahanbaja atau mungkin campuran alumunium serta didapat dalam sebagian ukuran. Pada tabung umum ada tulisan – tulisan DOT 3 AA 2250, H 474829, 7 + 89 +. Tulisan itu artinya, tabung ini sudah mempunyai lisensi dari Department of Transportation (DOT) cap ini umumnya adalah product buatan amerika. 3 AA mempunyai makna tabung memakai kelas serta jenis logam penahan tekanan tinggi (Chromenolybdenum stell – 4130). 2250 adalah tekanan kerja maksimum pada tabung dalam unit Psi, tetapi bisa di isi sampai 2475 Psi. H 474829 adalah nomor seri tabung serta 7 + 89 + adalah tanggal pengujian. Adapun jenis – jenis type tabung :
Didalamnya terhitung masker, fins, serta snorkel diluar itu juga ada :
a. Wet Suit
P Baju pelindung penyelam yang saat ini umum digunakan yaitu foam neoprene wet suit, bahan yang terbuat dari karet neoprene yang memiliki gelembung – gelembung busa berudara. Bahan ini tak menyerap air serta di buat dalam beragam ukuran ketebalan bahan. Adapun manfaat alat ini yaitu membuat perlindungan penyelam dari goresan karang serta pengurangan panas tubuh di bawah permukaan air. Tetapi wet suit sekalipun tak bikin penyelam jadi hangat, cuma menghindar penyelam dari kedinginan serta bukan hanya berati penyelam tak basah.
b. Weight Belt
Alat ini dipakai untuk mnengatur daya apung penyelam. Tiap-tiap penyelam memiliki daya apung yang tidak sama. Seorang penyelam di air laut tiada memakai wet suit membutuhkan berat pada 4 s/d 6 pounds untuk mengingimbangi daya apung positifnya, tengah apabila memakai wet suit membutuhkan penambahan pemberat pada 10 s/d 12 pounds di atas daya apung normal, hingga jumlah keseluruhan yang dibutuhkan seorang penyelam untuk dapat turun ke bawah berkisar pada 14 s/d 16 pounds. Untuk dasar untuk mempermudah penentuan berapakah berat yang dibutuhkan yaitu 1/10 dari berat tubuh normal untuk wet suit dengan ketebalan 3/16 inch. Weight belt mesti dibekali dengan quick release buckle yakni satu gesper pengancing yang bisa dilepaskan dengan cara cepat.
c. Tabung Selam (Aqualung)
Tabung selam adalah botol hawa yang bertekanan tinggi di buat untukmenampung hawa yang dimampatkan dengan cara aman. Tabung – tabung saat saat ini di buat dari bahanbaja atau mungkin campuran alumunium serta didapat dalam sebagian ukuran. Pada tabung umum ada tulisan – tulisan DOT 3 AA 2250, H 474829, 7 + 89 +. Tulisan itu artinya, tabung ini sudah mempunyai lisensi dari Department of Transportation (DOT) cap ini umumnya adalah product buatan amerika. 3 AA mempunyai makna tabung memakai kelas serta jenis logam penahan tekanan tinggi (Chromenolybdenum stell – 4130). 2250 adalah tekanan kerja maksimum pada tabung dalam unit Psi, tetapi bisa di isi sampai 2475 Psi. H 474829 adalah nomor seri tabung serta 7 + 89 + adalah tanggal pengujian. Adapun jenis – jenis type tabung :
- Tabung baja 71, 2 cuft : Standart tabung baja yaitu 25 inch panjang, mempunyai berat sangka – sangka 30 Lbs dalam situasi kososng serta dirancang sedemikian rupa hingga bisa melayang di air laut. apabila hawa dimampatkan atau mungkin dipompa kedalam tabung hingga tekanan maksimum sebesar 2250 Psi itu artinya sangka – sangka 65 cuft hawa bebas yang ditampungnya. Serta jika di isi sampai melampaui 10 Persen yakni 2475 Psi, artinya tabung ini umumnya dimaksud tabung selam satandar 71 kubik feet (71 cubic feet satandart diving tank).
- Tabung alumunium 71, 2 cuft : Silinder alumunium 71, 2 cuft, panjang 28 inch serta memiliki berat sangka – sangka 27 Lbs dalam situasi kosong. Tabung ini 3 inch lebih panjang serta lebih mudah di banding tabung baja dengan ukuran yang sama. Tekanan maksimum tabung yaitu 2475 Psi. Sinyal A+ untuk pengisian lebih 10 Persen tak dibutuhkan. Silinder alumunium ditanggung anti karat serta sistem perapuhan tak perlu di kuatirkan lagi. Hingga saat ini tabung scuba alumunium di buat di amerika oleh Luxver Ltd.
- Tabung alumunium 3000 Psi 72, 0 cuft : Tabung ini panjangnya 26 inh, beratnya 30 Lbs serta berbobot netral dalam air laut. kapasitas tabung yaitu 72, 0 cuft pada tekanan maksimum 3000 Psi ada tekanan 2475 Psi tabung bakal diisi kurang lebih 60 kubik feet hawa bebas.
- Unit tabung ganda : Tabung type ini disiapkan untuk persediaan yang lebih lama. Tabung ini bisa dikumpulkan dengan katup ganda atau mungkin dua tabung tunggal yang dipadukan dengan pipa penyambung. Pipa penyambung sangat mungkin anda untuk memakai tabung tunggal itu dengan cara terpisah. Jenis unit ini benar-benar pas untuk penyelaman air dalam, fotografi bawah bawah air atau mungkin penyelaman penyelamatan yang membutuhkan bottom time yang lama.
Tabung selam
mempunyai katup tabung/valve. Ada dua type katup standard, yakni :
- Jenis non reserve/“K” valve : Katup “K” tiada cadangan yaitu katup yang gampang ditutup serta di buka. Tabung dengan katup ini mengharuskan penyelam memakai alat penambahan untuk memantau seberapa banyak hawa yang tetap ada dalam tabung. Alat itu dimaksud Submersible Pressure Gauge.
- Jenis constant reserve/“J” valve : Katup ini hampir sama juga dengan katup “K” valve, adapun perbedaannya yaitu jenis ini dibekali dengan perlengkapan mekanisme cadangan pada tekanan 300 Psi. Jadi jika tekanan tabung turun hingga sangka – sangka 300 Psi, pegas bakal tutup katup serta menyebabkan kontraksi dalam pengadaan hawa untuk pernapasan serta dengan menarik ke bawah batang penghubung yang tersambung pada katup cadangan disisi kiri tabung, bisa melepas kembali katup yang tertutup, maka mengalirlah sisa hawa paling akhir pada tabung. Katup cadangan sediakan hawa cukup untuk penyelam naik ke permukaan.
- O-Ring Seal : O-ring karet (gelang karet berupa O) yang kecil terdapat pada permukaan katup bikin satu kedap tekanan tinggi pada regulator dengan katup tabung. Bawalah senantiasa persediaan o-ring dalam tas perlengkapan selam anda, karena jika o-ring itu hilang maka regulator anda tak bisa digunakan.
- Penyandang Tabung (Back Pack) : Yaitu satu sistem harness yang melekatkan tabung pada punggung penyelam. Memiliki bentuk berbagai macam. Namun yang beredar saat ini yaitu BC yang sekalian berhimpun dengan back packnya, hingga gampang untuk memasangnya tabung pada BC nya. Backpack serta sabuk penyandang mesti memiliki gesper luncur cepat pada ikat bahu kiri ikat pinggang. Hal semacam ini ditujukan untuk meringankan penyelam melepas ataupun menempatkan kembali tabung didalam air. Seperti dengan peralatan selam lain, sesudah digunakan menyelam dibersihkan dengan air tawar yang bersih, untuk BC dibilas dengan air hangat dibagian dalamnya, taruh dengan keadaan diisi hawa.
d. Regulator
Regulator yaitu satu alat yang simpel untuk merubah hawa bertekanan tinggi dari suatu tabung scuba jadi hawa bertekanan rendah seperti dengan keperluan penyelam serta cuma berikan hawa yang dibutuhkan seperti dengan tekanan sekelilingnya.
Ada sebagian jenis regulator :
Regulator yaitu satu alat yang simpel untuk merubah hawa bertekanan tinggi dari suatu tabung scuba jadi hawa bertekanan rendah seperti dengan keperluan penyelam serta cuma berikan hawa yang dibutuhkan seperti dengan tekanan sekelilingnya.
Ada sebagian jenis regulator :
- Pipa hawa ganda (Double Hose)
Regulator Demand yang umum di kenal di Amerika dari tahun 1949 terdiri
dari satu sisi yang dipasang diatas katup tabung dengan suatu pipa penyalur
hawa napas, mouthpiece serta suatu pipa buang hawa. Pada waktu ini umumnya
dimaksud Two Hose Regulator. Mouthpiece atau mungkin Genggam Mulut yaitu satu
sisi yang dimasukkan ke dalam mulut.
Type dari regulator ini pemakaiannya lebih sulit, lantaran penyelam mesti menghembus dengan keras apabila bakal hirup hawa. Biasanya dipakai oleh penyelam komersil. Oleh lantaran gelembung hawa yang dikeluarkan oleh penyelam keluar di belakang penyelam, maka gelembung tak mengganggu pandangan penyelam.
Prinsip kerjanya memiliki dua tingkat yakni tingkat pertama (first stage) serta tingkat kedua (second stage). Pada tingkat pertama hawa di turunkan di atas tekanan sekelilingnya serta tingkat kedua tekanan hawa menyusut seperti yang diperlukan penyelam yakni seperti dengan situasi sekelilingnya. Sisa hawa yang datang dari mouthpiece bakal dikembalikan ke tingkat pertama untuk dibuang keluar.
Type dari regulator ini pemakaiannya lebih sulit, lantaran penyelam mesti menghembus dengan keras apabila bakal hirup hawa. Biasanya dipakai oleh penyelam komersil. Oleh lantaran gelembung hawa yang dikeluarkan oleh penyelam keluar di belakang penyelam, maka gelembung tak mengganggu pandangan penyelam.
Prinsip kerjanya memiliki dua tingkat yakni tingkat pertama (first stage) serta tingkat kedua (second stage). Pada tingkat pertama hawa di turunkan di atas tekanan sekelilingnya serta tingkat kedua tekanan hawa menyusut seperti yang diperlukan penyelam yakni seperti dengan situasi sekelilingnya. Sisa hawa yang datang dari mouthpiece bakal dikembalikan ke tingkat pertama untuk dibuang keluar.
- Pipa hawa tunggal (Single Hose)
Yang umum digunakan saat ini yaitu pipa hawa tunggal terdiri dari dua
tingkat yakni tingkat pertama (first stage) serta tingkat kedua (second stage)
yang dipasang di bagian mulut (mouthpiece). Hawa pada tingkat pertama jadi ¡¾
140 psi di atas tekanan sekelilingnya. Pada tingkat kedua dikurangi jadi
sebesar tekanan yang diperlukan.
Perbedaan nomor satu dengan double hose yaitu bahwasanya kedua tingkatannya terpisah. Di mana Second Stage terdapat dekat mulut penyelam untuk meringankan bernapas, oleh karenanya sekat karet ada pada permukaan yang sama juga dengan paru-paru dalam posisi berenang umum.
Single hose juga dibekali dengan tombol menguras (purge botton) yakni berperan buang sisa air dalam mouthpiece apabila ditekan.
Membuat perlindungan sisi first stage dari masuknya air serta debu juga dibekali dengan penutup (cup) dipasang di bagian first stage bila regulator tak digunakan.
e. Buoyancy Compensator Device/BCD
Berupa seperti suatu rompi yang didalamnya ada air cell. Air cell pada suatu BCD berperan untuk mengatur buoyancy (daya apung) sang penyelam. Komponen lain dari suatu BCD salah satunya yaitu inflator/deflator serta dump valve.
Perbedaan nomor satu dengan double hose yaitu bahwasanya kedua tingkatannya terpisah. Di mana Second Stage terdapat dekat mulut penyelam untuk meringankan bernapas, oleh karenanya sekat karet ada pada permukaan yang sama juga dengan paru-paru dalam posisi berenang umum.
Single hose juga dibekali dengan tombol menguras (purge botton) yakni berperan buang sisa air dalam mouthpiece apabila ditekan.
Membuat perlindungan sisi first stage dari masuknya air serta debu juga dibekali dengan penutup (cup) dipasang di bagian first stage bila regulator tak digunakan.
e. Buoyancy Compensator Device/BCD
Berupa seperti suatu rompi yang didalamnya ada air cell. Air cell pada suatu BCD berperan untuk mengatur buoyancy (daya apung) sang penyelam. Komponen lain dari suatu BCD salah satunya yaitu inflator/deflator serta dump valve.
- Pisau Selam
Adalah alat serbaguna, dipergunakan untuk membantu, menggali, juga untuk
alat pengukur. Terbuat dari logam antikarat, bergerigi pada matanya serta yang
lain bisa bermanfaat memotong tali didalam air. Di gunakan pada betis sebelah
dalam untuk hindari tersangkut pada rumput dsb. Tulisan SS. 320 atau mungkin SS.
420 artinya SS. 320 memiliki kandungan carbon lebih sedikit dibanding SS. 420.
Diluar itu ada juga alat pelengkap yang lain yang mensupport berjalannya aktivitas penyelaman, salah satunya :
Diluar itu ada juga alat pelengkap yang lain yang mensupport berjalannya aktivitas penyelaman, salah satunya :
- Sarung Tangan
Peralatan ini adalah penambahan baju selam. Bermanfaat membuat
perlindungan anggota badan yakni sisi dari tangan dari goresan tangan
dsb.
Tangan penyelam bakal jadi lembut bila terendam dalam air serta jika tergores benar-benar susah untuk menghentikan pendarahan.
Tangan penyelam bakal jadi lembut bila terendam dalam air serta jika tergores benar-benar susah untuk menghentikan pendarahan.
- Senter
Senter dipakai untuk selam malam, untuk penanda, serta dalam penyelaman gua.
Bila menyelam dikerjakan pada sore hari atau mungkin pada cuaca yang kurang bersahabat persiapkanlah senter.
- Jam Selam
Dalam penyelaman tiap-tiap penyelam mesti membawa jam atau mungkin alat
pengukur saat yang lain. Hal semacam ini untuk tahu waktu-waktu dalam
penyelaman.
Jam sepanjang tak hanya bisa lihat saat, ada juga yang digabungkan dengan depth mtr. serta kompas. Hal semacam ini mempermudah penyelaman. Cermati batas water resistant. Untuk penyelaman yg tidak melebihi 7 mtr. bisa digunakan jam yang mempunyai water resistant 10 bar (contoh Q&Q).
Jam sepanjang tak hanya bisa lihat saat, ada juga yang digabungkan dengan depth mtr. serta kompas. Hal semacam ini mempermudah penyelaman. Cermati batas water resistant. Untuk penyelaman yg tidak melebihi 7 mtr. bisa digunakan jam yang mempunyai water resistant 10 bar (contoh Q&Q).
- Bag
Benar-benar berperan untuk menaruh beberapa
barang bernilai atau mungkin alat komunikasi yang tidak barangkali di tinggal
sepanjang penyelaman.
3.Pertolongan
pertama pada kecelakaan didalam laut
Penyelamatan pertama
pada kecelakaan penyelam Didalam histori perubahan olahraga renang, ada
kemajuan pengetahuan perihal pertolongan pertama pada kecelakaan. pertolongan
tersebut diberikan pada korban yang alami perihal seperti berikut.
Pingsan
pingsan bisa berlangsung dikarenakan kelelahan waktu berenang atau dikarenakan mengidap
penyakit lain seperti typhus atau penyakit ayan. pertolongannya yaitu seperti berikut, siswa dibaringkan di area yang safe, teduh serta kering. posisi tubuh terlentang pada dimiringkan baju renang dikendurkan di bagian yang menghalangi pernapasan serta pada pernapasannya diberikan minyak cologne. pertolongan pertama pada korban yang tenggelam yaitu seperti berikut :
Pingsan
pingsan bisa berlangsung dikarenakan kelelahan waktu berenang atau dikarenakan mengidap
penyakit lain seperti typhus atau penyakit ayan. pertolongannya yaitu seperti berikut, siswa dibaringkan di area yang safe, teduh serta kering. posisi tubuh terlentang pada dimiringkan baju renang dikendurkan di bagian yang menghalangi pernapasan serta pada pernapasannya diberikan minyak cologne. pertolongan pertama pada korban yang tenggelam yaitu seperti berikut :
- Baringkan tubuh korban didalam posisi terlentang dan kepala menghadap ke belakang
- Berikanlah napas buatan dengan meniupkan hawa napas pada mulut korban.
- Miringkan kepala korban serta buka mulut korban dengan jari-jari tangan anda
- Didalam posisi miring periksa denyut nadi korban di bagian leher
- Periksa mata korban
- Kerjakan napas buatan yang ke-2 dengan menghimpit tulang rusuk dada sisi bawah berkali-kali.
- Jika napas korban telah normal, ganti posisi terlentang jadi telungkup kepala dimiringkan.
- Jika PPPK yang anda kerjakan belum juga sukses, segera bawa ke dokter atau rumah sakit paling dekat.
Kram
Kram kerap dihadapi oleh siswa yang tengah belajar renang, berlangsung disebabkan gerak renang yang melelahkan otot. kram juga bisa berlangsung disebabkan suhu dingin serta kekurangan cairan garam didalam tubuh. yang sangat kronis apabila berlangsung kram
perut, jika berlangsung kram perut pada siswa waktu belajar renang tak ada alternatif lain segera dibawa ke dokter.
Tindakan Penyelamatan Pada Aktivitas Selam
Jika lihat teman selam alami kesusahan didalam air sesegera barangkali berikan pertolongan dengan terlebih dulu mengamati kesulitannya. yang butuh di perhatikan yaitu penyelam yang alami kepanikan. karenanya kerjakan tehnik mendekati penyelam seperti berikut :
- Mendekati korban dengan isyarat/teriakan supaya tenang.
- Sesudah dekat dengan korban katakan pesan yang menenangkan. seperti “ oke saya dapat menolong, anda tenang dulu”.
- Menggapai power inflator house serta kembangkan bcd.
- Tarik korban dari arah posis belakang dengan terus berikan pesan yang menenangkan.
- Sesudah dekat kapal/pantai lepaskan peralatannya.
- Berikanlah pertolongan untuk naik ke kapal/pantai.
Dari sekian banyak situasi darurat yang bisa
berlangsung setiap saat menyelam yakni kondisi “tanpa udara” adalah perihal
yang sangat riskan penanggulangannya, bertahun-tahun orang memperdebatkan cara
apa yang terbaik untuk dikerjakan untuk hadapi situasi pada waktu “kehabisan
udara”. sebenarnya, tak ada satu carapun yang disepakati sebagai cara yang
memuaskan serta berikan jaminan keselamatan untuk penyelam. persatuan olah raga
selam semua Indonesia, tawarkan cara-cara atau prosedur yang dikira “layak”
untuk menangani situasi darurat tersebut. di mana cara untuk hadapi situasi
darurat bisa dibedakan didalam dua kelompok, yakni :
1. Dengan ”bantuan”menghadapi situasi darurat penyelam dengan pertolongan dibagi jadi dua adalah :
a. octopus assisted ascent ( oaa )
OAA bisa dikerjakan didalam perihal seorang penyelam berikan pertolongan hawa pada mitranya yang kehabisan hawa, melewati “extra second stage” yang lazim dimaksud “octopus”. dikarenakan cara ini relatif safe serta gampang pelaksanaanya karena tiap-tiap penyelam bernafas melewati sesuatu “second stage” tersendiri.
b. Buddy Breathing( BB )
Di kerjakan lewat cara bergantian bernafas melewati satu “second stage” dari satu regulator si penolong ( donor ). sebaiknya terus-terusan dikerjakan sembari naik kepermukaan dengan teratasi, dikarenakan itu buddy breathing kerap juga dimaksud Buddy Breathing Ascent ( BBA ).
2. Dengan “Berdikari”
Cara hadapi situasi darurat yang berlangsung didalam penyelaman, terutama kehabisan hawa, barangkali mesti dikerjakan sendiri oleh pasien, didalam perihal ini tak ada lagi mitra yang dapat dimintai pertolongan.
a. Emergency Swimming Ascent ( ESA )
Ini yaitu cara hadapi situasi darurat dengan berdikari yang terutama di mana si penyelam yang kehabisan hawa berenang kepermukaan dengan teratasi sembari terus-terusan menghembuskan hawa keluar, untuk melindungi supaya tidak berlangsung pengembangan paru-paru yang terlalu berlebih.
b. Buoyancy Ascent ( BA )
Yaitu prosedur “berdikari” pilihan terahkir. dikerjakan lewat cara buang weight belt serta memakai daya apung positif yang didapatkan embangkan bc di kedalaman. buoyency ascent dipraktekan bila penyelam serius lakukan bahwa ia mustahil bisa meraih permukaan dengan berenang. buoyency ascent dari kedalaman amat beresiko dikarenakan ada kemungkinan gerak laju kepermukaan dapat jadi tidak teratasi. buoyency ascent ini kerap dimaksud juga emergency atau exhaling buoyency ascent.
sumber : istanah pesisir
1. Dengan ”bantuan”menghadapi situasi darurat penyelam dengan pertolongan dibagi jadi dua adalah :
a. octopus assisted ascent ( oaa )
OAA bisa dikerjakan didalam perihal seorang penyelam berikan pertolongan hawa pada mitranya yang kehabisan hawa, melewati “extra second stage” yang lazim dimaksud “octopus”. dikarenakan cara ini relatif safe serta gampang pelaksanaanya karena tiap-tiap penyelam bernafas melewati sesuatu “second stage” tersendiri.
b. Buddy Breathing( BB )
Di kerjakan lewat cara bergantian bernafas melewati satu “second stage” dari satu regulator si penolong ( donor ). sebaiknya terus-terusan dikerjakan sembari naik kepermukaan dengan teratasi, dikarenakan itu buddy breathing kerap juga dimaksud Buddy Breathing Ascent ( BBA ).
2. Dengan “Berdikari”
Cara hadapi situasi darurat yang berlangsung didalam penyelaman, terutama kehabisan hawa, barangkali mesti dikerjakan sendiri oleh pasien, didalam perihal ini tak ada lagi mitra yang dapat dimintai pertolongan.
a. Emergency Swimming Ascent ( ESA )
Ini yaitu cara hadapi situasi darurat dengan berdikari yang terutama di mana si penyelam yang kehabisan hawa berenang kepermukaan dengan teratasi sembari terus-terusan menghembuskan hawa keluar, untuk melindungi supaya tidak berlangsung pengembangan paru-paru yang terlalu berlebih.
b. Buoyancy Ascent ( BA )
Yaitu prosedur “berdikari” pilihan terahkir. dikerjakan lewat cara buang weight belt serta memakai daya apung positif yang didapatkan embangkan bc di kedalaman. buoyency ascent dipraktekan bila penyelam serius lakukan bahwa ia mustahil bisa meraih permukaan dengan berenang. buoyency ascent dari kedalaman amat beresiko dikarenakan ada kemungkinan gerak laju kepermukaan dapat jadi tidak teratasi. buoyency ascent ini kerap dimaksud juga emergency atau exhaling buoyency ascent.
sumber : istanah pesisir
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
PENYELAMAN
1.Tindakan Medis Umum
a. Resusitasi
Adalah semua tindakan untuk mengembalikan fungsi vital tubuh guna menyelamatkan jiwa korban. Ada dua macam resusitasi :
1) Resusitasi paru (pulmonary resuscitation) atau memberikan pernapasan buatan untuk mengembalikan fungsi pernapasan.
2) Resusitasi jantung dan paru-paru (pulmoner resuscitation = CPR).
a. Resusitasi
Adalah semua tindakan untuk mengembalikan fungsi vital tubuh guna menyelamatkan jiwa korban. Ada dua macam resusitasi :
1) Resusitasi paru (pulmonary resuscitation) atau memberikan pernapasan buatan untuk mengembalikan fungsi pernapasan.
2) Resusitasi jantung dan paru-paru (pulmoner resuscitation = CPR).
Korban kecelakaan
penyelaman sering ditemukan dalam keadaan tidak sadar, disertai dengan
berhentinya pernapasan dan denyut jantung, untuk itu diperlukan pernapasan
buatan bersama-sama pemijatan jantung. Untuk memudahkan resusitasi paru sering
digunakan alat resusitasi (misal AMBU Type Resuscitation) yang dapat digerakkan
secara mekanis (dengan pompa karet) atau dihubungkan dengan tangki oksigen.
1)Resusitasi Paru
a) Teknik pemberian nafas buatan mulut ke mulut didarat
Cara pemberian pernafasan buatan adalah sebagai berikut :
• Miringkan kepala korban, ambil (bersihkan) benda-benda asing dari mulut/hidung.
• Tengadahkan kepala untuk membuka saluran nafas dengan :
Tangan kiri mengangkat leher.Tangan kanan mendorong kening ke arah bahu.
• Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, pijatlah hidung korban, sambil mempertahankan posisi kepala (tetap tengadah).
• Buka mulut Anda, hisaplah nafas sedalam-dalamnya, tempelkan mulut Anda ke mulut korban (mouth to mouth), tiupkan udara ke paru-paru korban.
• Setelah selesai meniup, lihat dada korban adakah gerakan dada naik turun terdengarkah suara korban menghembuskan nafas.
• Jika tak ada gerakan naik, mungkin kesalahan teknis, misal :
Hidung lupa/tidak ditutup. Masih ada benda asing, keluarkan.
• Ulangi dengan teknik yang benar.
• Jika udara tetap belum bisa masuk ke paru, miringkan tubuh penderita, tepuk kuat-kuat di antara kedua tulang belikat agar sumbatan jalan nafas dapat terbuka.
b)Teknik pernafasan buatan dipermukaan air
1)Resusitasi Paru
a) Teknik pemberian nafas buatan mulut ke mulut didarat
Cara pemberian pernafasan buatan adalah sebagai berikut :
• Miringkan kepala korban, ambil (bersihkan) benda-benda asing dari mulut/hidung.
• Tengadahkan kepala untuk membuka saluran nafas dengan :
Tangan kiri mengangkat leher.Tangan kanan mendorong kening ke arah bahu.
• Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, pijatlah hidung korban, sambil mempertahankan posisi kepala (tetap tengadah).
• Buka mulut Anda, hisaplah nafas sedalam-dalamnya, tempelkan mulut Anda ke mulut korban (mouth to mouth), tiupkan udara ke paru-paru korban.
• Setelah selesai meniup, lihat dada korban adakah gerakan dada naik turun terdengarkah suara korban menghembuskan nafas.
• Jika tak ada gerakan naik, mungkin kesalahan teknis, misal :
Hidung lupa/tidak ditutup. Masih ada benda asing, keluarkan.
• Ulangi dengan teknik yang benar.
• Jika udara tetap belum bisa masuk ke paru, miringkan tubuh penderita, tepuk kuat-kuat di antara kedua tulang belikat agar sumbatan jalan nafas dapat terbuka.
b)Teknik pernafasan buatan dipermukaan air
Pada prinsipnya cara pemberian nafas buatan di permukaan air adalah sama
dengan di darat, untuk memudahkan kembangkanlah pelampung korban dan pelampung
Anda. Bila jarak dengan daratan/kapal cukup dekat, pernafasan buatan dapat
diberikan sambil berenang ke darat/kapal. Jika jaraknya cukup jauh tetaplah di
tempat anda, berikan nafas buatan sambil menunggu pertolongan.
• Teknik memberikan nafas buatan mulut ke mulut di air (di tempat).
1. Tiup pelampung korban dan pelampung penolong.
2. Buka masker korban dan penolong masukkan ke lengan penolong.
3. Buka sabuk pemberat dan lain-lain yang dianggap tidak perlu.
4. Segera lakukan nafas buatan, jika ada reaksi (korban masih hidup) kirimkan isyarat minta tolong dengan gerakan tangan, meniup peluit, menyalakan lampu pelampung dan lain-lain.
5. Pertimbangkan kemampuan penolong bila merasa tidak mampu menunggu pertolongan atau berenang membawa korban ke kapal/ke pantai sambil memberikan nafas buatan lepas dan buang scuba korban dan atau scuba penolong.
6. Terus lakukan pernafasan buatan sambil menunggu pertolongan, atau sambil berenang ke pantai.
• Teknik memberikan nafas buatan mulut ke mulut sambil berenang ke kapal atau ke pantai.
• Setelah pelampung dikembangkan dan peralatan yang harus dilepas, masukkan lengan kanan penolong ke ketiak kiri korban, pegang pelampung korban dibagian belakang leher sambil menahan kepala agar mulut dan hidung korban selalu di atas permukaan air (punggung telapak tangan terletak di antara tengkuk dan pelampung korban).
• Tangan kiri memijit hidung korban berikan nafas buatan secara cepat dua kali, lepas tangan kiri.
• Kemudian berenang dengan kayuhan kaki (flutter kick) sambil membawa korban ke kapal/pantai terdekat sambil menghitung dalam hati 1000, 2000, 3000, 4000 kemudian berhenti sejenak sambil memberikan nafas buatan lagi dan seterusnya.
2) Pemijatan Jantung Bersama Pernafasan paru – paru (resusitasi jantung dan paru–paru)
Resusitasi jantung dan paru – paru terdiri dari 3 tahap yaitu :
a) Membuka jalan nafas (Air Way Open = A)
Tindakan :
• Bersihkan mulut dan hidung korban untuk mengeluarkan benda asing dari saluran nafas korban.
• Tengadahkan kepala korban agar saluran nafas terbuka (lurus).
b) Lakukan pernafasan buatan (Breathing Restored = B)
Pernafasan buatan dilakukan 12 kali per menit untuk orang dewasa, 20-30 kali untuk anak–anak.
c) Pemijatan jantung (Circulation Restored) pemijatan paru dan nafas buatan tergantung jumlah penolong, dimana pada :
• Seorang penolong : dilakukan 15 kali penekanan/pemijatan jantung
diseling 2 kali pernafasan buatan.
• Dua orang penolong : dilakukan 5 kali pemijatan jantung diselingi sekali
pernafasan buatan.
b.Gangguan peredaran darah ( Shock)
• Teknik memberikan nafas buatan mulut ke mulut di air (di tempat).
1. Tiup pelampung korban dan pelampung penolong.
2. Buka masker korban dan penolong masukkan ke lengan penolong.
3. Buka sabuk pemberat dan lain-lain yang dianggap tidak perlu.
4. Segera lakukan nafas buatan, jika ada reaksi (korban masih hidup) kirimkan isyarat minta tolong dengan gerakan tangan, meniup peluit, menyalakan lampu pelampung dan lain-lain.
5. Pertimbangkan kemampuan penolong bila merasa tidak mampu menunggu pertolongan atau berenang membawa korban ke kapal/ke pantai sambil memberikan nafas buatan lepas dan buang scuba korban dan atau scuba penolong.
6. Terus lakukan pernafasan buatan sambil menunggu pertolongan, atau sambil berenang ke pantai.
• Teknik memberikan nafas buatan mulut ke mulut sambil berenang ke kapal atau ke pantai.
• Setelah pelampung dikembangkan dan peralatan yang harus dilepas, masukkan lengan kanan penolong ke ketiak kiri korban, pegang pelampung korban dibagian belakang leher sambil menahan kepala agar mulut dan hidung korban selalu di atas permukaan air (punggung telapak tangan terletak di antara tengkuk dan pelampung korban).
• Tangan kiri memijit hidung korban berikan nafas buatan secara cepat dua kali, lepas tangan kiri.
• Kemudian berenang dengan kayuhan kaki (flutter kick) sambil membawa korban ke kapal/pantai terdekat sambil menghitung dalam hati 1000, 2000, 3000, 4000 kemudian berhenti sejenak sambil memberikan nafas buatan lagi dan seterusnya.
2) Pemijatan Jantung Bersama Pernafasan paru – paru (resusitasi jantung dan paru–paru)
Resusitasi jantung dan paru – paru terdiri dari 3 tahap yaitu :
a) Membuka jalan nafas (Air Way Open = A)
Tindakan :
• Bersihkan mulut dan hidung korban untuk mengeluarkan benda asing dari saluran nafas korban.
• Tengadahkan kepala korban agar saluran nafas terbuka (lurus).
b) Lakukan pernafasan buatan (Breathing Restored = B)
Pernafasan buatan dilakukan 12 kali per menit untuk orang dewasa, 20-30 kali untuk anak–anak.
c) Pemijatan jantung (Circulation Restored) pemijatan paru dan nafas buatan tergantung jumlah penolong, dimana pada :
• Seorang penolong : dilakukan 15 kali penekanan/pemijatan jantung
diseling 2 kali pernafasan buatan.
• Dua orang penolong : dilakukan 5 kali pemijatan jantung diselingi sekali
pernafasan buatan.
b.Gangguan peredaran darah ( Shock)
Merupakan reaksi tubuh
ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah, yang mengakibatkan
penurunan persediaan darah pada organ – organ vital / penting.
1)Tanda-tanda shock :
a) Muka pucat.
b) Kulit basah dan dingin (kening, telapak, tangan).
c) Denyut nadi lemah dan cepat, lebih dari 100 kali per menit.
d) Korban gelisah, merasa haus dan mual.
e) Tekanan darah sangat rendah.
2) Jika berat didapatkan :
a) Sangat pucat.
b) Mata terlihat cekung, tampak hampa dan tidak bercahaya.
c) Pernafasan cepat dan dangkal, kadang-kadang tidak teratur.
d) Nadi susah teraba dan apabila teraba sangat cepat 150 kali per menit.
e) Kesadaran penderita menurun.
3)Pada syok berat, kematian dapat mengancam dalam beberapa menit.
a) Tindakan :
• Bawa korban ke tempat teduh dan aman.
• Tidurkan penderita terlentang dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Jika ada patah tulang kepala dan atau pendarahan di kepala.
• Kendorkan pakaian penderita. Bila perlu pakaian korban dilepaskan dan ditutup dengan selimut.
• Tenangkan korban dan usahakan agar badannya tetap hangat.
• Korban jangan diberi minum apabila tidak sadar.
• Bila ada luka dengan perdarahan pasang pembalut cepat dan bila ada patah tulang pasang bidai.
4)Menghentikan perdarahan
Korban kecelakaan yang tidak sadar disertai berhentinya pernafasan dan denyut jantung, bila disertai perdarahan massive (berlebihan) sering menimbulkan persoalan serius atau berakhir dengan kematian. Pada kasus demikian resusitasi harus dilakukan bersama-sama tindakan untuk menghentikan perdarahan. Perdarahan dapat berasal dari pecahnya pembuluh darah arteri ataupun permbuluh vena (balik).
1)Tanda-tanda shock :
a) Muka pucat.
b) Kulit basah dan dingin (kening, telapak, tangan).
c) Denyut nadi lemah dan cepat, lebih dari 100 kali per menit.
d) Korban gelisah, merasa haus dan mual.
e) Tekanan darah sangat rendah.
2) Jika berat didapatkan :
a) Sangat pucat.
b) Mata terlihat cekung, tampak hampa dan tidak bercahaya.
c) Pernafasan cepat dan dangkal, kadang-kadang tidak teratur.
d) Nadi susah teraba dan apabila teraba sangat cepat 150 kali per menit.
e) Kesadaran penderita menurun.
3)Pada syok berat, kematian dapat mengancam dalam beberapa menit.
a) Tindakan :
• Bawa korban ke tempat teduh dan aman.
• Tidurkan penderita terlentang dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Jika ada patah tulang kepala dan atau pendarahan di kepala.
• Kendorkan pakaian penderita. Bila perlu pakaian korban dilepaskan dan ditutup dengan selimut.
• Tenangkan korban dan usahakan agar badannya tetap hangat.
• Korban jangan diberi minum apabila tidak sadar.
• Bila ada luka dengan perdarahan pasang pembalut cepat dan bila ada patah tulang pasang bidai.
4)Menghentikan perdarahan
Korban kecelakaan yang tidak sadar disertai berhentinya pernafasan dan denyut jantung, bila disertai perdarahan massive (berlebihan) sering menimbulkan persoalan serius atau berakhir dengan kematian. Pada kasus demikian resusitasi harus dilakukan bersama-sama tindakan untuk menghentikan perdarahan. Perdarahan dapat berasal dari pecahnya pembuluh darah arteri ataupun permbuluh vena (balik).
Dimana
pecah atau terputusnya pembuluh darah arteri akan mengakibatkan perdarahan yang
lebih hebat dari pada putusnya pembuluh darah vena.
Cara menghentikan perdarahan :
a) Lakukan tourniquet (penekanan, mengikat) pembuluh darah yang terletak di sebelah atas (proksimal) dari luka sehingga perdarahan berhenti atau berkurang.
b) Bersihkan dan cuci luka dengan perhidrol atau cairan garam fisiologi.
c) Tempat luka ditutup kain korban/kasa tebal, lalu di balut.
d) Torniquet sering dikendorkan agar ada aliran darah ke bagian bawah (distal) luka.
a) Lakukan tourniquet (penekanan, mengikat) pembuluh darah yang terletak di sebelah atas (proksimal) dari luka sehingga perdarahan berhenti atau berkurang.
b) Bersihkan dan cuci luka dengan perhidrol atau cairan garam fisiologi.
c) Tempat luka ditutup kain korban/kasa tebal, lalu di balut.
d) Torniquet sering dikendorkan agar ada aliran darah ke bagian bawah (distal) luka.
Hal ini penting untuk mencegah nekrose (kematian) jaringan disebelah
distal luka.
Prosedur Pasien Datang
a. Pasien datang atas permintaan sendiri atau rujukan.
b. Pasien diperiksa oleh dokter.
c. Pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan THT, dan rontgen thorax.
d. Timbang berat badan.
e. Anjurkan pasien makan terlebih dahulu.
f. Anjurkan pasien buang air kecil.
g. Anjurkan membawa permen atau air minum.
h. Pakai pakaian yang longgar dan menyerap keringat.
i. Dilarang membawa kalkulator, Hp, korek api, alat elektronik yang bergerak, jam tangan kecuali jam selam.
j.Lanjutkan untuk terapi hiperbarik, disesuaikan dengan keadaan pasien.
a. Pasien datang atas permintaan sendiri atau rujukan.
b. Pasien diperiksa oleh dokter.
c. Pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan THT, dan rontgen thorax.
d. Timbang berat badan.
e. Anjurkan pasien makan terlebih dahulu.
f. Anjurkan pasien buang air kecil.
g. Anjurkan membawa permen atau air minum.
h. Pakai pakaian yang longgar dan menyerap keringat.
i. Dilarang membawa kalkulator, Hp, korek api, alat elektronik yang bergerak, jam tangan kecuali jam selam.
j.Lanjutkan untuk terapi hiperbarik, disesuaikan dengan keadaan pasien.
4.kesalahan penyelam saat melakukan teknik duck dive dan
tuck dive
Jawaban :
1.terjadinya kesalahan dan air masuk kesnorkel dan bisa membuat hidung
dan telinga sakit
2.masuknya air kedalam masker dan membuat hidung sakit
3.kesalahan dalam entry dapat membuat penyelam tenggelam Karena cara
yang tidak benar
5.program sertifikasi selam yang ada di Indonesia
Jawaban :
POSSI (Persatuan Olahraga Selam
Seluruh Indonesia)
Olahraga ini sudah
ada sebelum tahun 1962 dan TNI AL mendirikan instalasi pusat penyelaman dan
sekolah penyelaman. Pada tahun 1973 olahraga selam dikembangkan oleh beberapa
tokoh yaitu Adam Malik, Sudomo, Saleh Bsara, Urip Santoso dan beberapa orang
lainnya. Club selam yang pertama kali didirikan yaitu NDC (Nusantara Diving
Club) dan SDC (Surabaya Diving Club). Kedua club selam ini masuk kedalam wadah
organisasi persatuan olahraga perairan Indonesia, (Peropi) suatu cabang selam.
POSSI menjadi anggota
dari Federasi Olahraga Perairan Indonesia (FOPINDO) serta diterima sebagai
anggota KONI Pusat dan Federasi Selam Dunia yaitu Confederation Mondiale Des
Activities Subaquatiques (CMAS) yang bermarkas di Roma-Italia dan anggota dari
Federasi Selam Asia (AUF).
Tingkatan sertifikasi
a) A1 (Open water scuba diving)
b) A2 (Advanced scuba diving)
c) A3 (Rescue scuba diving)
d) A4 (Master scuba diving)
e) B1
f) B2
g) B3
DAFTAR PUSTAKA
Arnold dan dkk .2002. A member of the holder headline group. Great
Britain : Diving Subaquatic Medicine.
Dinas Kesehatan Angkatan Laut. 2000 . Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik. Jakarta.
Fiskes.2013.Hiperbarik.(online),(http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2013/08/hiperbarik-oksigen-terapi.html,diakses pada tanggal 8 juni 2016)
Larn Richard dan Whistler Rex .1993. Commercial Diving Manual. USA : Best
Publishing Company.
Susan dan Supondha Erick .2012. Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Karena
Pajanan Hiperbarik dan Penyakit Lain Akibat Penyelaman.(online),(http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2012/09/tatalaksana-penyakit-akibat-kerja.html,
diakses pada tanggal
26 september 2013)
Yapor Y dan Wesley .2002. On-Site of Scuba Diving and Boating
Emergencies. USA : Diversification series.
Jual Pompa kolam renang
BalasHapus